Di era digital seperti sekarang, melepaskan anak-anak kita sepenuhnya dari perangkat mobile dan internet mungkin merupakan hal yang cukup sulit, terutama dengan meningkatnya penggunaan sistem pembelajaran online dan juga eksistensi media sosial.
Karenanya, para orang tua perlu untuk lebih waspada terhadap bahaya online yang bisa dihadapi anak-anak. Dilansir dari Kaspersky, Minggu (17/9/2023), Lance Spitzner dari SANS Institute merangkum tiga ancaman utama yang dihadapi anak-anak saat tumbuh di era internet seperti sekarang ini.
Pertama, ancaman dari oang asing, termasuk predator seksual, sextortion, dan penipuan. Kedua, ancaman dari teman sebaya, mencakup cyberbullying, pranks, sextortion, dan perilaku buruk lainnya. Ketiga, ancaman dari diri sendiri, mencakup sexting, intimidasi, serta mengunduh atau membagikan konten ilegal.
Menurut Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPA), anak-anak Indonesia berusia 12-17 tahun berisiko menjadi korban pelecehan dan eksploitasi seksual online.
Hasil penelitian Center for Digital Society (CfDS) pada Agustus 2021 juga menunjukkan bahwa kasus cyberbullying terkait remaja di Indonesia yang berusia 13-18 tahun cukup tinggi, dengan 1.895 siswa (45,35%) mengaku pernah menjadi korban. Platform yang sering digunakan untuk cyberbullying termasuk WhatsApp, Instagram, dan Facebook.
Agar anak Anda terhindar dari ancaman yang membahayakan saat mengakses internet, berikut ini beberapa tip yang bisa dilakukan.
1. Berkomunikasi secara rutin dengan anak-anak Anda. Bicara tentang keamanan internet dan minta mereka berbagi pengalaman positif dan negatif mereka secara online.
2. Edukasi diri Anda sendiri dan anak-anak Anda tentang dunia maya, termasuk tren, gim, dan pengaruhnya. Diskusikan potensi bahaya dengan mereka.
3. Bangun suasana keterbukaan dan kenyamanan sehingga anak-anak merasa nyaman untuk berbicara dengan Anda tentang pengalaman online yang tidak aman.
4. Tetapkan batasan dan aturan jelas tentang perilaku online yang dapat diterima. Jelaskan mengapa aturan tersebut penting dan sampaikan konsekuensinya.
5. Manfaatkan perangkat lunak kontrol orang tua untuk mengatur waktu, memblokir konten, dan mengawasi aktivitas online anak-anak.