Asisten pelatih Pelatnas PBSI, Harry Hartono, buka suara soal performa wakil Indonesia di nomor tunggal putra pada kejuaraan Kumamoto Masters Japan 2023

Asisten pelatih Pelatnas PBSI, Harry Hartono, buka suara soal performa wakil Indonesia di nomor tunggal putra pada kejuaraan Kumamoto Masters Japan 2023

Olahraga35 Dilihat

Asisten pelatih Pelatnas PBSI, Harry Hartono, buka suara soal performa wakil Indonesia di nomor tunggal putra pada kejuaraan Kumamoto Masters Japan 2023, pekan lalu.

Menurutnya, secara umum para pemain tunggal putra bermain dengan standar maksimal pada kejuaraan yang digelar 14-19 November 2023 itu.

Dalam turnamen yang digelar di Kumamoto Prefectural Gymnasium, Jonatan Christie menyerah kepada Viktor Axelsen dari Denmark pada semifinal.

Sementara Anthony Sinisuka Ginting dihentikan oleh Weng Hong Yang (Tiongkok). Chico Aura Dwi Wardoyo juga menyerah kepada Axelsen. Sementara Shesar Hiren Rhustavito disingkirkan wakil Jepang Kento Momota.

“Keempat pemain itu sudah tampil maksimal. Cuma kekalahannya terjadi saat terjadi perubahan pola bermain. Para pemain kita harus belajar tampil lebih konsisten lagi,” Harry.

Dari pertandingan melawan Axelsen, menurut Harry, pada gim pertama pola main Jojo sudah benar. Terbukti dia bisa menang. Pada gim kedua, pola permainan yang diterapkan Jojo juga sudah benar.

“Hanya saat unggul 15-14 di gim kedua, Jojo agak sedikit menurun dari fokus dan cara berpikirnya. Cara dia mengembalikan bolanya Axelsen untuk menyerang lagi,” ujar Harry.

Padahal, kata Harry, pola yang diterapkan Jojo sejak awal adalah membatasi serangan-serangan Axelsen. Pada gim ketiga, Jojo berusaha tampil lagi seperti pada set pertama dan kedua. Namun, Jojo tidak bisa mengembalikan fokusnya.

Harry juga menyebut penampilan Ginting saat main ubber game melawan Weng Hong Yang, sudah maksimal. “Terutama dalam adu reli, Ginting lebih tahan. Janya saat di gim ketiga, dari pembukaan, Ginting seharusnya lebih jeli lagi,” papar Harry.

Sementara Vito, meski dua gim tetapi pertandingannya melawan Momota cukup ketat. Di situ terlihat kualitas Vito bisa mengimbangi permainan lawan, bahkan hampir mengalahkan Momota.

“Sayang di poin-poin akhir itu, pembukaan Vito sedikit lengah. Satu-dua poin itu dimulai dari servis atau menerima servis, pembukaannya sangat menentukan. Pada poin-poin tua, bagaimana memegang tempo bola pertama dan kedua itu sangat penting,” imbuh Harry.

Harry menyebut performa Chico, yang kalah lawan Axelsen, memang harus ditingkatkan. “Dari cara bermainnya dan mungkin juga  rasa percaya dirinya. Yang harus ditingkatkan adalah kualitas pertahanannya agar lebih rapat biar tidak gampang mati,” papar Harry.

Harry menambahkan, bertemu pemain di level atas seperti Axelsen, Chico harus memiliki pertahanan yang bagus. “Kalau tidak memilik pertahanan bagus, cara bermain Chico cenderung buru-buru,” ujar Harry.

Menurut Harry, setelah kalah dan selama di Kumamoto, Jojo, Ginting, dan Chico tetap berlatih. Mereka melakukan evaluasi atas kekalahan itu. “Kita masuk ke pola latihan berdasarkan dari evaluasi kekalahan tersebut. Juga ada tambahan latihan buat masing-masing individu,” tutur Harry.

“Kekurangan mereka sebenarnya tidak terlalu banyak, tetapi ada beberapa hal yang harus mereka perhatikan dan itu begitu penting,” tutup Harry.