ChatGPT telah membantu banyak orang untuk memudahkan pekerjaan mereka. Namun, masalah baru muncul. Baru-baru ini, komedian Sarah Silverman mengajukan gugatan terhadap OpenAI, perusahaan di balik ChatGPT, dengan tuduhan pelanggaran hak cipta terhadap bukunya.
Dilansir dari Business Insider, Minggu (9/7/2023), Silverman adalah salah satu dari tiga penulis yang menggugat OpenAI. Para penggugat menyatakan bahwa ChatGPT, saat diminta, akan menghasilkan ringkasan dari karya mereka.
Para penggugat berpendapat hal ini merupakan pelanggaran hak cipta karena mereka tidak memberikan izin untuk memasukkan buku mereka ke dalam ChatGPT.
Seperti diketahui, ChatGPT adalah model generatif AI yang dilatih dengan menyerap sejumlah besar informasi dari situs web, artikel berita, buku, dan sumber lainnya. Ketika diaktifkan oleh pengguna, ChatGPT dapat memberikan respons yang alami dan meniru pengalaman berbicara dengan manusia.
Silverman dan para penggugat lainnya menyatakan bahwa OpenAI mengambil keuntungan komersial dan meraup keuntungan besar dari karya yang dilindungi hak cipta. Karya yang dimaksud dalam gugatan ini adalah buku The Bedwetter karya Silverman.
Selain Silverman, penulis Christopher Golden, yang memiliki hak cipta atas buku Ararat, dan penulis Richard Kadrey, yang memiliki hak cipta atas buku Sandman Slim, juga merupakan penggugat dalam kasus ini. Mereka meminta ganti rugi serta tindakan hukum lainnya.
Walaupun OpenAI tidak secara spesifik mengungkapkan buku mana yang menjadi bagian dari kumpulan data yang digunakan dalam ChatGPT, dokumen pengadilan menyatakan bahwa sebagian besar sumbernya mungkin berasal dari “shadow library” yang secara ilegal mengumpulkan konten yang tidak tersedia secara bebas.
Profesor hukum dari Universitas Vanderbilt, Daniel Gervais kepada Business Insider sebelumnya juga memperkirakan, akan ada lebih banyak tuntutan yang melibatkan hukum hak cipta dan AI generatif di masa depan. Kita tungu saja.