Dolar AS dilaporkan menguat pada akhir perdagangan Senin, (14/8/2023) atau Selasa WIB. Hal ini dipicu oleh meningkatnya imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS), yang memicu minat terhadap mata uang Amerika dan mendorong investor untuk mencari tempat perlindungan di tengah kekhawatiran terhadap kondisi ekonomi Tiongkok.
Indeks dolar terhadap enam mata uang utama lainnya, mengalami kenaikan sebesar 0,34% menjadi 103,1898 pada akhir perdagangan, mencapai level tertinggi dalam lebih dari sebulan.
Para analis mengungkapkan bahwa investor telah memilih dolar sebagai pilihan aman akibat kekhawatiran terhadap stabilitas ekonomi global, terutama berkaitan dengan situasi di China. Imbal hasil obligasi pemerintah AS dengan tenor 10 tahun, yang merupakan acuan penting, mendekati angka 4,20% pada Senin (14/8/2023).
Edward Moya, seorang analis pasar senior di OANDA, seperti yang dikutip oleh Reuters, menyatakan, banyak pedagang kembali mengarahkan perhatian mereka pada Tiongkok. “Saya meyakini bahwa ada banyak kekhawatiran terkait prospek pertumbuhan Tiongkok, terutama mengingat situasi krisis properti mereka saat ini. Bahkan, tanda peringatan yang signifikan adalah ketidakmampuan salah satu manajer kekayaan terbesar mereka dalam memenuhi kewajiban utang,” ujarnya.
Pada penutupan perdagangan di New York, nilai euro terhadap dolar AS turun menjadi 1,0904 dari 1,0950 dalam sesi sebelumnya. Sementara itu, pound Inggris juga melemah menjadi US$ 1,2675 dari US$ 1,2696 pada sesi sebelumnya.
Para pedagang tengah mempersiapkan diri menghadapi potensi intervensi dari pemerintah Jepang, setelah nilai yen mencapai level terendah sejak November pada Senin (14/8/2023). Dolar AS diperdagangkan sebesar 145,5120 yen Jepang, mengalami kenaikan dari posisi 144,9670 yen Jepang pada sesi sebelumnya.
Charu Chanana, seorang ahli strategi pasar di Saxo Markets, menyatakan, tidak adanya intervensi lisan sejauh ini menunjukkan bahwa pihak berwenang di Jepang mungkin telah memperpanjang tingkat kesabaran mereka setelah adanya perubahan terbaru dalam kebijakan moneter serta tren disinflasi di Amerika Serikat.
Selain itu, dolar AS juga menguat terhadap mata uang lainnya. Dolar AS menjadi 0,8790 franc Swiss dari 0,8763 franc Swiss, serta mengalami kenaikan menjadi 1,3469 dolar Kanada dari 1,3449 dolar Kanada sebelumnya. Di sisi lain, dolar AS terpantau melemah menjadi 10,8109 krona Swedia dari sebelumnya 10,8314 krona Swedia.