Harga minyak kembali menguat pada Kamis (8/8/2024) untuk sesi ketiga berturut-turut. Minyak mentah Brent naik 83 sen atau 1,06% menjadi US$ 79,16 per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate Amerika Serikat (AS) meningkat 96 sen atau 1,28% menjadi US$ 76,19 per barel.
Dilansir dari Reuters, penguatan ini terjadi setelah laporan terbaru menunjukkan jumlah warga AS yang mengajukan tunjangan pengangguran baru turun lebih besar dari perkiraan. Data ini menunjukkan kekhawatiran tentang melemahnya pasar tenaga kerja mungkin berlebihan.
“Data terbaru mengenai klaim pengangguran di AS menunjukkan ekonomi AS masih bertumbuh, yang mengurangi beberapa kekhawatiran terkait permintaan minyak,” ujar analis UBS Giovanni Staunovo.
Di sisi lain, investor juga memperhatikan penurunan persediaan minyak mentah AS sebesar 3,7 juta barel pada pekan lalu. Penurunan ini jauh melebihi ekspektasi para analis dan menandai penurunan mingguan keenam berturut-turut.
Di sisi lain, tewasnya beberapa anggota senior kelompok militan Hamas dan Hizbullah pada pekan lalu meningkatkan kemungkinan serangan balasan dari Iran terhadap Israel. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran atas pasokan minyak dari wilayah penghasil minyak terbesar di dunia.
“Harga minyak mentah akan melonjak apabila Iran melakukan pembalasan besar-besaran. Menurut saya, itulah yang paling ditakutkan oleh semua orang,” kata Tim Snyder, kepala ekonom di Matador Economics.