Harga telur ayam dalam beberapa pekan terakhir ini terus merangkak naik

Ekonomi230 Dilihat

Harga telur ayam dalam beberapa pekan terakhir ini terus merangkak naik. Kondisi ini dikeluhkan masyarakat yang biasa membeli telur untuk konsumsi sehari-hari. Salah satunya Putri, warga Desa Wanajaya, Cibitung, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

Putri mengeluhkan harga telur ayam yang hari ini tembus Rp 35.000 per kilogram. Kenaikan harga telur ayam tersebut dinilai sangat memberatkan dirinya yang terbiasa membeli telur untuk kebutuhan konsumsi sehari-hari.

Menurut pengamatan Putri, harga telur ayam di Cibitung mulai naik sejak sebulan terakhir. Harga telur ayam sebelumnya berada di kisaran Rp 23.000 per kilogram, naik lagi menjadi Rp 25.000 dan terus mengalami kenaikan hingga hari ini tembus Rp 35.000 per kilogram.

“Saya sempat membandingkan harga di agen telur ayam maupun di pasar tradisional seperti di Pasar Tradisional Pamor, Wanasari Cibitung, harganya kompak naik,” kata Putri , Kamis (18/5/2023).

Kenaikan harga telur ayam yang tidak pernah turun selama satu bulan terakhir membuat Putri harus mengurangi jumlah pembelian.

“Seperti hari ini saya beli telur ayam hanya setengah kilogram seharga Rp 18.000. Kalau beli 1 kilogram itu kan Rp 35.000, mending buat beli yang lain,” ujarnya.

Sementara itu, Ayu pedagang telur ayam di Pasar Pamor, Wanasari, Cibitung mengatakan harga telur ayam yang tinggi mengakibatkan minat pembeli menurun.

“Iya terjadi penurunan, biasanya emak-emak beli 1 kilogram, sekarang hanya setengahnya. Mereka milih ukuran telur yang lebih kecil agar dapat banyak,” ujarnya.

Menurut Ayu, kenaikan harga telur ayam yang tembus Rp 35.000 per kilogram hari ini karena harga dari pemasoknya memang sudah tinggi.

Sementara itu, Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) menyebut kenaikan harga telur dalam beberapa pekan terakhir ini disebabkan oleh dua faktor. Pertama karena faktor produksi yang disebabkan oleh harga pakan yang tinggi. Faktor kedua adalah proses distribusi yang tidak sesuai dengan kebiasaan.

“Yang biasanya didistribusikan ke pasar, tetapi banyak pihak yang melakukan pendistribusian di luar pasar atau permintaan di luar pasar, sehingga supply dan demand di pasar terganggu dan menyebabkan harga terus merangkak naik,” kata Sekretaris Jenderal DPP IKAPPI Reynaldi Sarijowan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *