Hari Raya Idul Adha 2023 diperkirakan akan meningkatkan aktivitas ekonomi yang berdampak positif pada pemberdayaan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Arsjad Rasjid, menyebut, pihaknya melihat nilai ekonomi dari pelaksanaan kurban pada Hari Raya Idul Adha tahun ini berpotensi meningkat dibandingkan tahun lalu yang sebesar Rp24 triliun.
Hal ini seiring dengan dicabutnya status pandemi Covid-19, sehingga pelaksanaan kurban pada Hari Raya Idul Adha 2023 bisa kembali normal dan pembagian daging kurban juga lebih luas dibandingkan ketika pandemi.
Arsjad mengamati potensi peningkatan kegiatan perekonomian pada Hari Raya Idul Adha tahun ini.
Berdasarkan data BPS, konsumsi daging sapi dan kerbau per kapita di Indonesia diperkirakan sekitar 2,5 kilogram pada 2022.
Jumlah itu jauh di bawah konsumsi rata-rata dunia sebesar 6,3 kilogram per kapita menurut data Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD).
“Pelaksanaan kurban bisa menjadi kekuatan ekonomi yang tidak hanya meningkatkan kesejahteraan masyarakat bawah namun juga para peternak dan UMKM apabila terkelola dengan baik,” kata Arsjad dikutip dari keterangannya di Jakarta, Selasa (27/6/2023).
Wakil Ketua Umum Bidang Kewirausahaan Kadin Indonesia, Aldi Haryopratomo, mengatakan, pembelian hewan kurban Hari Raya Idul Adha melalui UMKM akan membantu proses ekonomi.
UMKM memainkan peran penting dan harus bisa memanfaatkan momentum Hari Raya Idul Adha dengan menyediakan hewan kurban berkualitas dan mengembangkan jalur pemasarannya.”Pada tingkat ASEAN, kami sedang mengembangkan apa yang disebut Wiki Entrepreneur, di mana para UMKM nantinya dapat mengakses program-program pengembangan UMKM yang bisa membantu mereka naik kelas,” ujar Aldi.
Dia menjelaskan, Wiki Entrepreneur yang sedang dikembangkan melalui ASEAN-BAC nantinya juga bisa digunakan pagi para UMKM. Misalnya dalam bisnis kurban, untuk bisa memasarkan produk kurbannya bahkan ke sesama negara ASEAN.
Melihat data yang ada, karena memiliki berbagai negara dengan populasi umat Muslim cukup besar, sehingga ASEAN sebagai potensi pasar untuk produk kurban juga baik untuk bisa dicoba.
Hal ini terlihat dari total populasi Muslim di ASEAN sebanyak lebih dari 270 juta jiwa, tersebar di Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, Filipina, hingga Thailand.