Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengumumkan industri manufaktur Indonesia menunjukkan sedikit peningkatan optimisme terhadap kondisi industri nasional pada September 2024. Meski demikian, jumlah pesanan baru yang diterima perusahaan menurun dibandingkan bulan sebelumnya.
Kementerian Perindustrian melaporkan Indeks Keyakinan Industri (IKI) bulanan mencapai 52,48 dalam survei September. Indeks ini, yang menggunakan skala 0-100, mengukur kepercayaan sektor manufaktur Indonesia terhadap perekonomian.
Indeks di atas 50 menandakan adanya ekspansi di sektor manufaktur Indonesia, sementara angka di bawah 50 menunjukkan kondisi industri yang mengalami kontraksi. Namun, pertumbuhan pada bulan September ini tidak signifikan dibandingkan dengan indeks sebesar 52,40 yang tercatat pada Agustus.
“Industri manufaktur Indonesia tetap dalam kondisi ekspansif. Namun dibandingkan dengan hasil pembacaan Agustus, indeks keyakinan industri pada bulan September cukup stagnan. Perbedaannya hanya sebesar 0,08 poin,” kata Juru Bicara Kemenperin, Febri Hendri Antoni Arief dalam konferensi pers pada Senin (30/9/2024).
Perusahaan melaporkan bahwa mereka menerima lebih sedikit pesanan baru pada bulan ini. Rata-rata indikator pesanan baru turun dari 54,66 poin pada Agustus menjadi 51,95 di bulan berikutnya. Selain pesanan baru, indeks keyakinan industri juga memperhitungkan indikator lain, yaitu produksi dan persediaan.
Responden mengakui telah memproduksi lebih banyak produk pada September. Rata-rata indikator produksi kembali ke level ekspansif pada 51,12 setelah melemah pada angka 46,54 bulan Agustus. Kementerian juga mengumumkan peningkatan persediaan barang di sektor manufaktur karena indikator tersebut tumbuh sedikit dari 55,54 menjadi 55,85 poin pada bulan September.
Sektor mineral nonlogam dan peralatan listrik menjadi subsektor yang mencatat indeks keyakinan industri tertinggi pada September. Sebaliknya, industri barang elektronik dan komputer mengalami kontraksi. Febri mengaitkan pesimisme ini dengan banjirnya barang elektronik impor yang masuk ke Indonesia, baik secara legal maupun ilegal.
Survei juga mengungkapkan tidak banyak perubahan dalam persepsi bisnis terhadap kondisi industri selama 6 bulan ke depan. Sekitar 71,5% responden menyatakan optimistis terhadap kondisi industri di masa mendatang, meskipun angka ini sedikit lebih rendah dibandingkan 71,6% pada survei Agustus.
Hasil survei September menunjukkan 77,4% responden melaporkan adanya pertumbuhan dan stabilitas aktivitas bisnis mereka.