Militer Israel (IDF) memulai invasi darat ke Lebanon

INTERNATIONAL32 Dilihat

Militer Israel (IDF) memulai invasi darat ke Lebanon pada Selasa (1/10/2024) pagi waktu setempat. IDF mengatakan operasi di Lebanon selatan itu terbatas dan terlokalisasi yang didasarkan pada intelijen akurat terhadap posisi milisi Hizbullah.

Serangan ini melibatkan unit artileri dan angkatan udara Israel yang mendukung pasukan darat.

Militer Israel mengatakan bahwa targetnya berada di desa-desa yang dekat dengan perbatasan negaranya dengan Lebanon yang menimbulkan ancaman langsung terhadap komunitas warga Yahudi di Israel utara.

Hizbullah dan Israel telah saling tembak melintasi perbatasan selama berbulan-bulan, yang memaksa banyak penduduk di kedua wilayah melarikan diri atau dievakuasi dari zona bahaya.

Penduduk Lebanon di Aita al-Shaab melaporkan suara tembakan hebat dan suara aktivitas udara militer.

Pihak berwenang Lebanon mengatakan bahwa 95 orang tewas pada hari Senin (30/9/2024) karena serangan Israel di seluruh wilayahnya. Hizbullah mengatakan pada hari Senin bahwa mereka telah melakukan serangan terhadap militer Israel.

Ibu kota Lebanon kembali menjadi sasaran tembakan Israel pada Senin malam dengan sedikitnya enam serangan menghantam Beirut selatan. Warga menerima pesan untuk mengungsi dari lokasi sasaran dan banyak dari mereka yang memutuskan melanjutkan tidurnya karena tidak punya tempat lain untuk dituju.

Di Kota Sidon, serangan Israel menargetkan Mounir Maqdah, komandan dari sayap militer gerakan Fatah Palestina cabang Lebanon, Brigade Martir Al-Aqsa, Reuters melaporkan mengutip dua pejabat keamanan Palestina, bahwa nasib Maqdah belum diketahui pada Selasa pagi.

Serangan itu menghantam sebuah bangunan di kamp pengungsi Palestina Ain Al-Hilweh di selatan kota.

Sebelum pasukan darat Israel memasuki Lebanon, seorang diplomat Barat di Kairo mengatakan Israel telah menyampaikan rencananya kepada AS dan sekutu Barat lainnya mengenai operasi darat terbatas.

Inggris dan Kanada mengumumkan pada hari Senin rencana untuk mengeluarkan warga negara mereka dari Lebanon di tengah kekhawatiran atas eskalasi yang lebih luas yang mungkin melibatkan intervensi Iran untuk mendukung Hizbullah.

Sebelumnya pada hari Senin, wakil pemimpin Hizbullah Naim Qassem muncul dalam pidato publik pertamanya sejak serangan udara Israel menewaskan Hassan Nasrallah minggu lalu. Ia meminta milisinya untuk siap menghadapi invasi darat Israel ke Lebanon.

“Kami akan menghadapi segala kemungkinan dan kami siap jika Israel memutuskan untuk masuk melalui darat. Pasukan kami siap untuk pertempuran darat,” katanya dalam pidato dari lokasi yang dirahasiakan.