Para ahli telah memperingatkan adanya aksi kejahatan siber yang meretas kamera ponsel, baik Android maupun iOS. Proses ini dikenal sebagai camfecting yang dapat digunakan untuk memata-matai pengguna secara diam-diam, merekam video mereka, dan kemudian memeras korban.
“Serangan camfecting tidak sulit dilakukan,” kata pakar keamanan siber di NordVPN, Adrianus Warmenhoven, dikutip dari The Sun, Kamis (22/6/2023).
Untuk membajak kamera perangkat korban, peretas perlu menyelipkan malware kendali jarak jauh ke laptop atau smartphone. Serangan ini dapat dilakukan hanya dengan mengirim email yang terinfeksi ke pengguna atau phishing. Setelah korban membuka email atau mengklik lampiran, mereka tanpa sadar mengunduh malware tersebut.
Tanda Camfecting
Untungnya, mudah untuk menemukan tanda peringatan adanya camfecting dan selanjutnya meningkatkan keamanan kamera perangkat Anda.
Sejumlah tanda dapat mengindikasikan kamera yang diretas, seperti jika lampu indikator kamera terus berkedip meskipun Anda belum menyalakan kamera.
Ini juga bisa berarti bahwa aplikasi sedang berjalan di latar belakang, jadi Anda perlu memeriksa apakah Anda tidak sengaja meninggalkan kamera.
Tanda lain dari peretasan camfecting adalah pengurasan baterai yang lebih cepat pada perangkat Anda. Selain itu, adanya aplikasi yang terpasang tanpa sepengetahuan Anda juga bisa menjadi tanda pasti adanya camfecting.
Terakhir, jika Anda melihat perangkat Anda terus freezing atau rusak, bisa jadi ada malware camfecting di perangkat Anda.
Cara Tetap Aman
Agar tetap aman dari serangan camfecting, pengguna mungkin merasa harus memasang selotip di atas kamera perangkat mereka, tetapi ini tidak cukup. Dengan memasang pemblokir fisik ini, Anda hanya membatasi pandangan penyerang, tetapi tidak menyelesaikan masalah yang sebenarnya.
“Perlu diingat bahwa malware yang sama juga memungkinkan penjahat dunia maya mengakses kamera Anda juga dapat memberikan akses ke file pribadi Anda, pesan, dan riwayat penelusuran,” kata Warmenhoven.
Sebagai gantinya, pengguna harus menginstal atau menjalankan perangkat lunak pendeteksi malware untuk menghapus aplikasi berbahaya. Mereka juga harus mengaktifkan firewall perangkat mereka untuk melindungi sistemnya dengan memantau lalu lintas jaringan dan memblokir koneksi yang mencurigakan.
Penting juga untuk berhati-hati terhadap penipu phishing yang berpura-pura mengirimkan email dari lembaga resmi karena mereka mungkin mencoba menyusupkan malware jahat.