Para peneliti memiliki peran penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan Indonesia. Namun sayangnya, saat ini banyak peneliti Indonesia yang memilih untuk berkarier di luar negeri dengan alasan dana penelitian di luar negeri yang lebih memadai.
Merespon hal tersebut, Plt Kepala BPOM Rizka Andalusia mengakui masih ada banyak hal yang perlu diselesaikan untuk menarik minat para peneliti diaspora Indonesia untuk kembali ke Tanah Air. Menurutnya, saat ini Lembaga Pengelolaan Dana Pendidikan (LPDP) yang dikelola oleh Kementerian Keuangan tengah membangun program pendanaan riset untuk para peneliti Indonesia.
“Ya, itu memang masih menjadi PR kita bersama. Namun, kalau kita melihat LPDP-nya itu sudah mengeluarkan dana. Bukan hanya untuk sekolah, tetapi juga untuk riset. Jadi kita nanti mencari peneliti-peneliti Indonesia di berbagai sektor atau berbagai bidang studi yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan Indonesia,” paparnya Rizka seusai forum group discussion di HQ B-Universe di PIK2, Tangerang, Banten, Rabu (7/8/2024).
Menurut Riska, pemerintah bisa melakukan pendanaan dengan LPDP baik melalui skema S2 atau S3, asal penelitiannya dilakukan untuk Indonesia.
Rizka menambahkan, penelitian yang didanai oleh LPDP tidak harus dilakukan di Indonesia. Namun, objektifnya harus ditujukan untuk kepentingan negara Indonesia.
“Jadi meneliti dengan objek penelitian di Indonesia. Namun, mereka mau penelitian di luar negeri juga oke. Silakan aja. Kita sudah punya dana untuk LPDP itu,” pungkas Rizka.
Rizka datang ke HQ B-Universe adalah untuk menjadi narasumber FGD bertajuk “Inovasi Kesehatan dalam Mendorong Industri Farmasi”. Pada kegiatan tersebut Rizka menjelaskan situasi industri farmasi saat ini, terutama harga obat-obatan yang dianggap masih tinggi.
