Pemerintah Indonesia telah memberikan sejumlah insentif kepada masyarakat untuk mendorong konversi sepeda motor berbahan bakar minyak, menjadi kendaraan listrik

Otomatif117 Dilihat

Pemerintah Indonesia telah memberikan sejumlah insentif kepada masyarakat untuk mendorong konversi sepeda motor berbahan bakar minyak, menjadi kendaraan listrik (electric vehicle/EV). Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menegaskan, pihaknya telah melakukan banyak upaya untuk mempercepat proses konversi ini.

Ditemui di kantornya, Menteri ESDM Arifin Tasrif memaparkan, pihaknya menyediakan bantuan potongan pembelian sepeda motor listrik baru sebanyak Rp 7 juta per unit. Mereka juga berkoordinasi dengan Kemenhub dan Polri untuk percepatan layanan konversi, meliputi uji tipe serta perubahan administrasi kendaraan.

“Tentu saja semua ini berdasarkan perhitungan, apa keuntungannya bagi negara maupun masyarakat yang menggunakan EV. Kami juga melihat benchmark negara lain, negara tetangga juga sudah memberikan insentif cukup besar, di ASEAN saja sudah besar,” tegas Arifin kepada B-Universe, Selasa (6/6/2023).

Kementerian ESDM juga mengaku telah melakukan sosialisasi seperti webinar kepada masyarakat umum. Sosialisasi terus dilakukan untuk memberikan informasi kepada masyarakat dan para pemangku kepentingan bahwa bantuan pemerintah dalam Program Konversi Motor BBM ke Motor Listrik sudah dapat dimanfaatkan seluruh masyarakat.

“Sekarang ini, kita sudah lakukan sosialisasi dengan demonstrasi maupun promosi yang lebih aktif,” imbuh Arifin.

Di sisi lain, pemerintah memberikan pelatihan kepada teknisi serta bengkel konversi, demi mendukung pemberian bantuan pemerintah Program Konversi Sepeda Motor Listrik. Tujuan lainnya adalah menghasilkan tenaga teknik yang berpengetahuan dan terampil dalam konversi sepeda motor BBM menjadi sepeda motor listrik.

Kementerian ESDM turut mendorong partisipasi dan komitmen badan usaha di sektor ESDM. Beberapa dukungan yang dapat dilaksanakan badan usaha, di antaranya konversi sepeda motor BBM ke motor listrik pada kendaraan operasional kantor. Kemudian, mendorong pegawai di lingkungan badan usaha untuk ikut melakukan konversi.

Arifin mengingatkan, konversi kendaraan tersebut dilakukan karena alat transportasi di Indonesia banyak mengeluarkan emisi. Pada saat yang sama, Indonesia jadi negara importir minyak mentah dan bahan bakar minyak (BBM).

“Sehingga salah satu yang harus kita lakukan ada konversi dari bahan bakar fosil yakni BBM ke listrik,” tegas dia.

Arifin merinci, saat ini ada sekitar 150 juta kendaraan di Indonesia, dengan 125 juta di antaranya merupakan sepeda motor. Bila menggunakan BBM, jumlah sepeda motor ini diperkirakan mengonsumsi 500-600 ribu barel minyak per hari sehingga membebani jumlah impor minyak mentah maupun produk BBM jadi.

“Jadi kalau ini (konversi) bisa kita lakukan berarti kita bisa memanfaatkan devisa impor itu, lebih besar,” tandasnya.

Terakhir, pemerintah juga memastikan aspek keamanan dan kualitas proses serta hasil konversi motor, di mana proses konversi dilakukan di bengkel konversi yang ditunjuk Ditjen EBTKE.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *