Penggunaan password atau kata sandi yang lemah membuat penjahat siber atau hacker lebih mudah melancarkan aksinya. Apalagi banyak pengguna internet yang juga tidak mengganti password-nya secara berkala. Hal ini tergambar dari hasil survei perilaku pengguna internet Indonesia yang dirilis Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII).
Laporan APJII mengungkapkan, 66,82% pengguna internet belum pernah mengganti password mereka. Untuk sisanya, 10,44% mengaku mengganti password satu kali dalam setahun, 7,52% satu kali dalam enam bulan, 5,97% satu kali sebulan, 5,62% satu kali dalam tiga bulan, dan 3,64% satu kali dalam dua bulan.
Laporan APII juga mengungkap alasan pengguna internet enggan mengubah password mereka secara berkala. Hasilnya, mayoritas atau 32,71% mengatakan sering mengubah password akan membuat sering lupa. Selain itu, 18,68% juga menganggap tidak penting mengubah password.
Dalam upaya menjaga keamanan data, 20,69% pengguna internet mengatakan selalu waspada ketika menggunakan aplikasi yang meminta data pribadi, 16,47% menggunakan kombinasi password yang tidak mudah ditebak, 13,85% mengganti password berkala, dan 9,41% hanya menggunakan aplikasi yang terverifikasi.
Survei terbaru APJII mencatat, penetrasi internet di Indonesia tahun 2023 mencapai 78,19%, tumbuh 1,17% dibandingkan tahun 2022 yang sebesar 77,02%. Artinya jumlah penduduk terkoneksi internet mencapai 215,6 juta jiwa dari total populasi yang mencapai 275,7 juta jiwa.
Sementara itu, tingkat penetrasi internet untuk kelompok laki-laki mencapai 79,32%, sedangkan kelompok perempuan 77,36%. Dari sebaran wilayah, penetrasi internet terbesar ada di Pulau Jawa sebesar 81,83%, disusul Bali 80,88%, Kalimantan 78,71%, Sulawesi 73,59%, Sulawesi 73,59%, Sumatra 73,50%, dan Papua 63,15%.