Perdana Menteri (PM) Belanda, Mark Rutte dilaporkan mengundurkan diri dari jabatannya. Hal ini terjadi usai koalisi pemerintahannya kolaps, lantaran perbedaan pendapat saat mengatasi imigran.
Mengutip laman AFP, Minggu (9/7/2023), Rutte telah mengajukan permohonan pengunduran diri ke hadapan Raja Willem-Alexander pada Jumat lalu.
Dalam sebuah pernyataan, Rutte yang memimpin sejam 2010 silam merupakan pemimpin terlama kedua di Eropa mengatakan ketidaksepahaman dalam mengatasi pembatasan imigran telah menyebabkan pemerintahannya terpecah belah.
Untuk diketahui sebelumnya, Rutte akan memperketat pembatasan terhadap penyatuan keluarga pencari suaka. Hal itu untuk mengekang jumlah pencari suaka.
Dimana pada tahun lalu pusat migrasi penuh sesak, seorang bayi meninggal dan ratusan orang terpaksa tidur di tempat terbuka. Rutte bahkan bersumpah akan mengambil tindakan atas kasus tersebut.
Belanda sama seperti negara lain di Eropa yang tengah mencari cara untuk mengendalikan jumlah migran. Pasalnya, semakin banyak orang yang mencoba menyeberangi Mediterania dalam beberapa tahun ke belakang ini. Masalah tersebut tentu mengganggu koalisi empat partai Belanda.