Presiden Joko Widodo (Jokowi) terus menyuarakan pentingnya perdamaian di Palestina dan di seluruh dunia dalam berbagai kesempatan, termasuk ketika memberikan kuliah umum di Georgetown University di Washington DC, Amerika Serikat pada awal pekan ini. Menurut Jokowi, semua negara punya tanggung jawab untuk menjaga perdamaian.
Dalam pidatonya, Jokowi menyoroti kecenderungan beberapa negara besar dan maju yang terlalu sibuk mengejar kepentingan sendiri tanpa memperhatikan kepentingan dan karakter bangsa lain. Ia menekankan bahwa instabilitas global, seperti perang di Ukraina dan jalur Gaza, telah menimbulkan dampak serius, terutama terhadap perempuan dan anak-anak.
“Lebih dari 66% korbannya (perang) adalah wanita dan anak-anak,” kata Jokowi dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (17/11/2023).
Menurut Jokowi, untuk mengakhiri perang dan masalah kemanusiaan, diperlukan solidaritas global yang mengutamakan nilai-nilai kemanusiaan. Ia menegaskan bahwa yang dibutuhkan adalah kepemimpinan global yang bersifat humanis.
“Yang dibutuhkan adalah global solidarity, global leadership yang memprioritaskan kemanusiaan,” tegasnya.
Jokowi kemudian mengutip sebuah pernyataan dari Presiden Abraham Lincoln. “You can not escape the responsibility of tomorrow by evading it today,” ujar Jokowi. Pernyataan tersebut bisa dimaknai bahwa semua negara memiliki tanggung jawab dalam menjaga perdamaian di seluruh dunia, dan tanggung jawab itu harus ditunaikan sekarang juga.
Dalam pertemuannya dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden di Gedung Putuh pada 13 November 2023, Jokowi juga telah menyampaikan sikap Indonesia yang mendorong genjatan senjata di Gaja, Palestina. Kekerasan di Gaza menurutnya harus segera dihentikan. Sikap Indonesia ini menurutnya akan terus disuarakan di mana pun.
“Itu yang akan terus kita ulang ulang di mana pun,” kata Jokowi.