Vietnam akan mengalami lonjakan ekspansi kekayaan paling tinggi di dunia pada dekade berikutnya seiring statusnya sebagai pusat manufaktur global

 Vietnam akan mengalami lonjakan ekspansi kekayaan paling tinggi di dunia pada dekade berikutnya seiring statusnya sebagai pusat manufaktur global

Ekonomi80 Dilihat

Vietnam akan mengalami lonjakan ekspansi kekayaan paling tinggi di dunia pada dekade berikutnya seiring statusnya sebagai pusat manufaktur global. Hal itu terungkap dalam laporan firma intelijen kekayaan global, New World Wealth dan penasihat migrasi investasi, Henley & Partners .

“Vietnam berkembang pesat dan sebagian besar penduduk merasakan manfaatnya,” kata Kepala Investasi VinaCapital Group, Andy Ho, mengatakan kepada CNBC Inernational dikutip Sabtu (24/2/2024).

Dia mengatakan investasi asing adalah uang melekat yang menghasilkan lapangan kerja bagus dengan upah layak dan memungkinkan jutaan orang Vietnam meningkatkan kualitas hidupnya.

Kisah pertumbuhan ekonomi Vietnam didorong industrialisasi yang ditopang ekspor. Hal dipicu tiga gelombang investasi asing langsung (foreign direct investment/FDI) selama 3 dekade terakhir. “Negara ini berada di ambang gelombang keempat investasi asing,” kata Ekonom dan Asisten Wakil Presiden Maybank Brian Lee.

Investasi asing langsung ke Vietnam meningkat 32% menjadi US$ 36,6 miliar pada 2023 dari tahun sebelumnya.

Vietnam akan mengalami peningkatan kekayaan sebesar 125% selama 10 tahun ke depan. Angka itu menjadi peningkatan kekayaan terbesar di dunia dalam produk domestik bruto (PDB) per kapita dan jumlah jutawan. “Vietnam adalah basis manufaktur yang semakin populer bagi perusahaan teknologi, otomotif, elektronik, pakaian dan tekstil multinasional,” kata analis New World Wealth Andrew Amoils.

Sementara India yang diperkirakan menjadi negara dengan perekonomian terbesar ketiga di dunia pada 2027, menempati posisi kedua dengan perkiraan pertumbuhan kekayaan sebesar 110%.

Saat ini Vietnam merupakan rumah bagi 19.400 orang jutawan (memiliki aset minimal US$ 1 juta atau Rp 15,5 miliar) dan 58 orang centimillionaires (memiliki aset minimal US$ 100 juta atau Rp 1,5 triliun) karena dianggap sebagai negara yang relatif aman dibandingkan dengan negara-negara lain di kawasan Asia Pasifik. Negara itu juga memberikan insentif tambahan bagi perusahaan untuk mendirikan operasi manufaktur.