Valentino Rossi menyebutkan rival-rival beratnya dalam kariernya di dunia balap MotoGP

Olahraga138 Dilihat

Valentino Rossi menyebutkan rival-rival beratnya dalam kariernya di dunia balap MotoGP. Tak ada nama pembalap Honda, Marc Marquez dalam daftar rival abadi Rossi itu.

“Saya akan mengatakan Jorge Lorenzo, Casey Stoner dan Max Biaggi,” kata Rossi saat ditanya siapa lawan berat dalam kariernya, dikutip dari Crash.net.

Rossi menjelaskan, rivalitasnya dengan Max Biaggi yang juga sama-sama pembalap dari Italia dimulai lantaran keduanya memang tidak menyukai satu sama lain.

“Dengan Biaggi, itu berat sejak awal karena kami tidak pernah menyukai satu sama lain. Saya seorang pemuda yang bodoh, tiba-tiba datang dan segera mulai membuatnya kesal!” ungkap Rossi.

“Jadi rivalitas kami dimulai dengan buruk, dan itu adalah persaingan sampai akhir. Kami berjuang untuk kejuaraan dunia 500 cc terakhir dan itu bagus,” tambahnya.

Bagi Rossi, persaingannya antara dirinya dengan Biaggi ibaratkan persaingan antara generasi muda dengan generasi tua. Sebaliknya, ketika berhadapan dengan Stoner dan Lorenzo, Rossi berada di posisi seperti Biaggi.

“Persaingan dengan Stoner dan Lorenzo berbeda. Saya adalah orang tua dan mereka harus mencoba mengalahkan saya. Lorenzo dan Stoner lebih kuat dari Biaggi, dalam arti mereka ialah evolusi spesies, evolusi dari pembalap,” ucap Rossi yang kini berusia 44 tahun itu.

“Jadi semakin muda saya, semakin kuat saya membalap. Sementara setelah itu selalu lebih sulit,” kata Rossi mengakui.

Pria yang identik dengan nomor motor 46 itu  mengenang, mengapa persaingan dirinya dengan para rival selalu menjadi bahan perbincangan yang menarik selama bertahun-tahun.

 Valentino Rossi menyebutkan rival-rival beratnya dalam kariernya di dunia balap MotoGP. Tak ada nama pembalap Honda, Marc Marquez dalam daftar rival abadi Rossi itu.

“Saya akan mengatakan Jorge Lorenzo, Casey Stoner dan Max Biaggi,” kata Rossi saat ditanya siapa lawan berat dalam kariernya, dikutip dari Crash.net.

Rossi menjelaskan, rivalitasnya dengan Max Biaggi yang juga sama-sama pembalap dari Italia dimulai lantaran keduanya memang tidak menyukai satu sama lain.

“Dengan Biaggi, itu berat sejak awal karena kami tidak pernah menyukai satu sama lain. Saya seorang pemuda yang bodoh, tiba-tiba datang dan segera mulai membuatnya kesal!” ungkap Rossi.

“Jadi rivalitas kami dimulai dengan buruk, dan itu adalah persaingan sampai akhir. Kami berjuang untuk kejuaraan dunia 500 cc terakhir dan itu bagus,” tambahnya.

Bagi Rossi, persaingannya antara dirinya dengan Biaggi ibaratkan persaingan antara generasi muda dengan generasi tua. Sebaliknya, ketika berhadapan dengan Stoner dan Lorenzo, Rossi berada di posisi seperti Biaggi.

“Persaingan dengan Stoner dan Lorenzo berbeda. Saya adalah orang tua dan mereka harus mencoba mengalahkan saya. Lorenzo dan Stoner lebih kuat dari Biaggi, dalam arti mereka ialah evolusi spesies, evolusi dari pembalap,” ucap Rossi yang kini berusia 44 tahun itu.

“Jadi semakin muda saya, semakin kuat saya membalap. Sementara setelah itu selalu lebih sulit,” kata Rossi mengakui.

Pria yang identik dengan nomor motor 46 itu  mengenang, mengapa persaingan dirinya dengan para rival selalu menjadi bahan perbincangan yang menarik selama bertahun-tahun.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *