Dunia terpecah menjadi dua kubu menanggapi surat penangkapan Netanyahu yang dikeluarkan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC), pada Kamis (21/11/2024). Israel dan sekutunya mengecam keluarnya surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ini.
Namun Turki, dan sejumlah negara eropa lain, termasuk kelompok hak asasi manusia, menyambut baik keluarnya surat penangkapan Netanyahu ini.
Selain surat penangkapan Netanyahu, ICC juga mengeluarkan surat penangkapan untuk mantan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant serta kepala militer milisi Hamas Mohammed Deif.
Surat perintah penangkapan terhadap ketiganya dikeluarkan sebagai tanggapan atas tuduhan kejahatan terhadap kemanusiaan dan kejahatan perang dalam perang Gaza. "Keputusan anti-Semit dari Pengadilan Kriminal Internasional sebanding dengan pengadilan Dreyfus modern, dan akan berakhir dengan cara yang sama," kata Netanyahu dalam sebuah pernyataan.
Dia merujuk pada kasus Alfred Dreyfus abad ke-19 seorang kapten tentara Yahudi secara keliru dihukum karena pengkhianatan di Prancis sebelum dibebaskan.
"Penerbitan surat penangkapan Netanyahu oleh ICC sangat keterlaluan," kata Presiden AS Joe Biden.
“Sekali lagi saya tegaskan. Apapun yang mungkin disiratkan ICC, tidak ada kesetaraan antara Israel dan Hamas. Kami akan selalu mendukung Israel dalam menghadapi ancaman terhadap keamanannya,” tegas Biden.
Pemimpin Argentina, Presiden Javier Milei juga menyatakan ketidaksetujuannya surat penangkapan Netanyahu tersebut. Ia menilai ICC telah mengabaikan hak sah Israel untuk membela diri terhadap serangan terus-menerus oleh organisasi teroris seperti Hamas dan Hizbullah.
“Ini (surat perintah penangkapan Netanyahu) merupakan langkah penting menuju keadilan dan dapat mengarah pada pemulihan bagi para korban secara umum, tetapi tetap terbatas dan simbolis jika tidak didukung dengan segala cara oleh semua negara di seluruh dunia,” kata anggota biro politik Hamas Bassem Naim.
“Ini bukan keputusan politik,” kata kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell.
“Ini adalah keputusan pengadilan, pengadilan keadilan internasional. Dan keputusan pengadilan harus dihormati dan dilaksanakan,” ungkapnya.
“Perdana Menteri Netanyahu sekarang secara resmi menjadi orang yang dicari,” kata Sekretaris Jenderal Amnesty Agnes Callamard.
“Negara-negara anggota ICC dan seluruh masyarakat internasional tidak boleh berhenti sampai orang-orang ini diadili di hadapan hakim-hakim ICC yang independen dan tidak memihak,” lanjutnya.
“Surat penangkapan Netanyahu oleh ICC mematahkan persepsi bahwa orang-orang tertentu berada di luar jangkauan hukum,” tegasnya.
“Keputusan ICC merupakan keputusan yang terlambat tetapi positif untuk menghentikan pertumpahan darah dan mengakhiri genosida di Palestina,” kata Menteri Kehakiman Turki Yilmaz Tunc.
Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan menyambut baik surat penangkapan Netanyahu tersebut sebagai langkah yang sangat penting.
Sementara Menteri Pertahanan Italia Guido Crosetto mengatakan negaranya akan diwajibkan untuk menangkap Netanyahu dan Gallant jika mereka berkunjung. Namun ia menambahkan bahwa ia yakin ICC salah mengeluarkan surat penangkapan Netanyahu, karena menempatkannya pada tingkat yang sama dengan Hamas.
Spanyol mengatakan akan mengikuti putusan tersebut, dengan sumber-sumber resmi mengatakan kepada AFP bahwa negara itu menghormati keputusan tersebut dan akan mematuhi komitmen dan kewajibannya sesuai dengan Statuta Roma dan hukum internasional.