Notification

×

Iklan

Iklan

banner 728x90

Indeks Berita

Film Mary yang menceritakan perjalanan hidup Bunda Maria mendapat kritik keras dan terancam diboikot.

Selasa, 19 November 2024 | November 19, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-11-18T19:17:20Z

 



Film Mary yang menceritakan perjalanan hidup Bunda Maria mendapat kritik keras dan terancam diboikot. Pada Dielaskan Bahwa Film Mary yang menceritakan perjalanan hidup Bunda Maria mendapat kritik keras dan terancam diboikot. Film yang akan tayang pada 6 Desember 2024 di Netflix itu dihujat karena menggunakan aktris keturunan Israel.

Kecaman juga datang karena pembuat film terkesan mengabaikan representasi Palestina dan Arab dalam film yang menceritakan perjalanan hidup ibu Yesus Sang Juru Selamat. Dari daftar pemeran film Mary, seluruhnya memiliki latar belakang Eropa dan Israel.

Pemeran Mary atau Bunda Maria adalah aktris Israel, Noa Cohen. Kehadiran Noa Cohen justru dianggap tidak sesuai dengan latar belakang Bunda Maria yang diklaim merupakan orang Palestina.

"Peran Cohen sebagai Maria dikritik karena dianggap menghapus identitas Palestina dan menyebarkan ketidakakuratan sejarah tentang keluarga Kristus," tulis New Arab, Senin (18/11/2024).

Rekam jejak Noa Cohen juga disangkutpautkan dengan film ini. Banyak netizen geram karena partisipasi Noa Cohen dalam film Silent Game. Dalam film itu, Noa Cohen dituduh berpartisipasi dalam pemutihan sejarah mengenai pembersihan etnis Azerbaijan terhadap 120.000 orang Kristen di Artsakh.

Beberapa pengguna media sosial langsung mengungkapkan ketidaksetujuan mereka terhadap film ini di platform X. Salah seorang pengguna berpendapat, "Seluruh pemeran utama adalah orang Eropa berkulit putih, kecuali satu orang yang birasial," keluh salah satu pengguna X.

"Setiap orang Kristen yang mendukung film ini adalah bodoh dan delusional," tambah pengguna X lainnya.

Tuduhan ini merujuk pada hubungan historis Israel dengan Azerbaijan, negara mayoritas Muslim yang menyuplai Israel dengan minyak mentah, sementara senjata Israel berperan penting dalam kemenangan Baku pada Perang Nagorno-Karabakh 2020.

Sebuah postingan terpisah menyoroti kontradiksi dalam pemilihan aktris Israel di tengah serangan yang semakin intensif terhadap orang Kristen Palestina, Muslim, dan tempat ibadah sejak dimulainya perang di Gaza.

"Ada sesuatu yang sangat menyinggung memiliki seorang aktor Israel memainkan Maria, ibu Yesus, sementara Israel sedang melakukan genosida terhadap Palestina, membunuh beberapa komunitas Kristen tertua di dunia, dan menghapus situs warisan mereka," tulis salah satu postingan.

Sementara sutradara film Mary, DJ Caruso, mengatakan kepada Entertainment Weekly bahwa keputusan untuk memilih aktor Israel dalam peran utama sengaja dilakukan. Ia malah mengatakan hal itu dilakukan untuk mempertahankan orisinalitas.

"Penting bagi kami agar Maria, bersama sebagian besar pemeran utama, dipilih dari Israel untuk memastikan keaslian," ucapnya.

×
Berita Terbaru Update