Layanan Perubahan Iklim Copernicus, organisasi Uni Eropa yang memantau pemanasan global, mengumumkan bahwa 2024 akan menjadi tahun terpanas bumi sepanjang sejarah karena suhu lebih hangat 1,5 derajat celsius melebihi tingkat praindustri dengan ambang batas 1,48 derajat celsius.
Itu berarti umat manusia telah melewati ambang batas kritis yang ditetapkan pada 2015 dalam perjanjian iklim Paris.
"Setelah 10 bulan pada 2024, kini hampir dapat dipastikan bahwa 2024 akan menjadi tahun terpanas bumi yang pernah tercatat dan tahun pertama dengan suhu lebih 1,5ºC di atas level praindustri," kata Wakil Direktur Copernicus Climate Change Service (C3S), Samantha Burgess, dalam sebuah pernyataan dilansir Salon, Senin (11/11/2024).
Dia mengatakan, kondisi ini menandai tonggak baru dalam catatan suhu global dan menjadi katalisator untuk meningkatkan perubahan bagi Konferensi Perubahan Iklim mendatang, COP29.
"Catatan terbaru ini mengirimkan peringatan keras kepada pemerintah di COP29 tentang perlunya tindakan mendesak untuk membatasi pemanasan," kata Kepala Eksekutif Royal Meteorological Society Liz Bentley kepada BBC .
Badan Uni Eropa mengumumkan momen ini saat negara-negara di seluruh dunia berkumpul di Baku, Azerbaijan, untuk Konferensi Para Pihak ke-29. Kumpulan data ERA5 menemukan suhu global pada 2024 rata-rata naik 1,55 derajat celsius lebih tinggi daripada ambang batas 1,48 derajat yang diukur pada 2023.
Laporan tersebut juga mencatat peristiwa besar yang dipicu perubahan iklim pada 2024, seperti banjir besar di Spanyol dan es laut Antartika yang mencair dengan cepat.
Berbicara kepada Salon pada Agustus, Ken Caldeira, ilmuwan atmosfer di Departemen Ekologi Global Carnegie Institution for Science, memperingatkan melampaui ambang batas 1,5 derajat celsius akan menjadi tolok ukur utama,
"Sekitar 1 tahun di atas 1,5 derajat celsius belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah manusia," kata Caldeira merujuk 2024 akan menjadi tahun terpanas bumi sepanjang sejarah.