Pakar ekonomi dari Global Markets Economist Maybank Indonesia Myrdal Gunarto menilai hasil Pilpres AS yang menampilkan capres Donald Trump dan Kamala Harris punya pengaruh pada perekonomian global.
“Ya, sejauh ini sih kalau saya lihat, plus minus ya, tetapi kalau untuk melihat dampak yang relatif lebih minim volatilitasnya ke pasar keuangan dan kemudian ke sisi perekonomian global, saya rasa yang paling lebih disukai adalah kemenangan dari Kamala Harris,” sebut Myrdal Gunarto dalam Investor Market Today IDTV, Senin (4/11/2024).
Myrdal menyatakan, kebijakan Donald Trump terkait dengan penurunan dari sisi biaya kredit, kemudian kemandirian energi untuk melakukan eksplorasi sehingga kemungkinan membuat harga minyak akan relatif menurun.
Kebijakan Trump lainnya adalah fiscal expansionary dan juga kebijakan proteksionisme menyangkut imigrasi, barang-barang dari luar negeri, maupun kebijakan anti-mobil listrik. “Ya, jadi kalau dilihat sih dari sisi bisnis, ya tentu lebih banyak yang menginginkan yang menang itu adalah Kamala Harris,” beber dia.
Menurut Myrdal, masing-masing capres AS memiliki program yang diunggulkan seperti dari Trump dalam pemangkasan pajak korporasi yang kemungkinan bisa sangat rendah di bawah 17%. Sementara Kamala Harris justru sebaliknya, dia akan melaksanakan kebijakan kenaikan pajak untuk orang kaya maupun ke pelaku bisnis besar.
“Dengan demikian, jika yang terpilih adalah Donald Trump, tentu kebijakan fiskalnya ini kelihatannya akan relatif expansionary. Jadi ada kebijakan relaksasi pajak, dan sisi yang lain kelihatannya juga akan mendorong aktivitas eksplorasi energi di Amerika Serikat. Sehingga untuk kemandirian energi di sana bisa terjaga dengan baik. Namun dampaknya tentu ini bisa membuat level inflasi di Amerika Serikat mengalami kenaikan,” jelas Myrdal.
Mayoritas Saham Asia Melemah di Tengah Ketidakpastian Jelang Pilpres AS
Buntutnya lanjut dia, respons dari Bank Sentral malah kebijakan pemangkasan suku bunganya akan tidak agresif atau bahkan tidak turun sama sekali. Lantas, hal tersebut akan berdampak pada aktivitas flow dana atau investasi ke emerging market seperti Indonesia.
Di sisi lain, dari Kamala Harris program-programnya tidak akan ada perubahan drastis lantaran dia merupakan penerus dari Presiden Joe Biden.