Penjualan mobil-mobil mewah buatan BMW AG di China babak belur karena terus mengalami penurunan. Ada masalah apa sebenarnya?
Dilaporkan Euronews, Minggu (10/11/2024), penjualan seluruh mobil BMW AG mengalami penurunan hampir 30% pada 2024 ini.
Kondisi itu terlihat pada turunnya penjualan yang dialami oleh merek-merek mobil yang tergabung di BMW AG seperti BMW, Rolls-Royce, dan Mini.
Pada 2024 ini mereka mendapatkan keuntungan sebelum pajak sebesar 838 juta euro untuk tiga bulan hingga 30 September. Capaian itu hampir 80% lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
"Pendapatan grup BMW AG turun lebih dari 15% dibandingkan tahun lalu dan laba atas penjualan menyusut menjadi 2,6% dari 10,6%," terang Euronews.
BMW justru tertolong oleh mobil listrik andalan mereka. Kendaraan listrik berbaterai terbukti menjadi pendorong pertumbuhan, karena BMW melihat peningkatan signifikan sebesar 19,1% dalam penjualan mobil listrik murni setelah sembilan bulan pertama tahun 2024.
"Pendapatan grup BMW AG turun lebih dari 15% dibandingkan tahun lalu dan laba atas penjualan menyusut menjadi 2,6% dari 10,6%," terang Euronews.
BMW justru tertolong oleh mobil listrik andalan mereka. Kendaraan listrik berbaterai terbukti menjadi pendorong pertumbuhan, karena BMW melihat peningkatan signifikan sebesar 19,1% dalam penjualan mobil listrik murni setelah sembilan bulan pertama tahun 2024.
Hanya saja kondisi itu tidak cukup membantu performa BMW. BMW terkesan sangat yakin penjualan mereka tetap akan babak belur di China.
"Untuk sisa tahun 2024, BMW mengharapkan penurunan signifikan lebih lanjut dalam laba grup sebelum pajak akibat rendahnya tingkat pengiriman dan tidak adanya perubahan signifikan di pasar China," jelas Euronews.