Warga di ibu kota India, New Delhi harus menghirup udara berpolusi selimut kabut asap yang membuat sesak pada hari Jumat (15/11/2024). Kondisi kabut asap ini memaksa pihak berwenang menutup sekolah-sekolah tingkat dasar.
Kota New Delhi dan wilayah sekitarnya, yang dihuni lebih dari 30 juta orang, secara konsisten menduduki peringkat teratas dunia untuk polusi udara pada musim dingin.
Kabut asap dituding sebagai penyebab ribuan kematian dini setiap tahunnya, dengan inisiatif pemerintah yang gagal mengatasi masalah tersebut.
Semua sekolah dasar ditutup atas perintah pemerintah India pada Kamis (14/11/2024) malam, karena para pelajar belia ini sangat rentan terhadap penyakit terkait kabut asap. Pembelajaran sekolah kini beralih secara daring.
“Saya punya anak berusia delapan tahun dan dia menderita batuk selama beberapa hari terakhir,” kata warga Delhi, Satraj.
“Pemerintah melakukan hal yang benar dengan menutup sekolah,” lanjutnya.
Keputusan hari Kamis juga melarang pekerjaan konstruksi, dan memerintahkan pengemudi mobil diesel yang usia kendaraan sudah tua untuk tidak berada di jalan. Pihak kota juga mengerahkan truk air untuk menyemprot jalan dalam upaya membersihkan partikel debu dari udara.
Meskipun demikian, kualitas udara New Delhi memburuk ke tingkat berbahaya untuk hari keempat berturut-turut minggu ini, menurut perusahaan pemantau IQAir.
Pada hari Jumat, tingkat polutan PM 2.5 dengan partikel mikro penyebab kanker berbahaya yang memasuki aliran darah melalui paru-paru, tercatat lebih dari 26 kali di atas maksimum harian yang direkomendasikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Kabut asap yang menyengat di New Delhi setiap tahun terutama disebabkan oleh pembakaran tunggul para petani di negara bagian terdekat untuk membersihkan ladang mereka sebelum dibajak.
Laporan dari NDTV pada hari Jumat mengatakan bahwa lebih dari 7.000 kebakaran lahan pertanian telah tercatat di negara bagian Punjab, di utara ibu kota.
Emisi dari industri dan sejumlah pembangkit listrik tenaga batu bara yang mengelilingi kota, bersama dengan gas buang kendaraan dan pembakaran limbah rumah tangga, juga berperan memperburuk kualitas udara.
Sebuah studi di jurnal medis The Lancet mengaitkan 1,67 juta kematian dini dengan polusi udara di India pada tahun 2019.