Mayoritas penumpang pesawat Jeju Air yang mengalami kecelakaan di Bandara Muan, pada Minggu (29/12/2024) pagi, merupakan warga Korea Selatan. Pihak Kementerian Luar Negeri Indonesia memastikan tak ada WNI yang menjadi penumpang dalam pesawat ini.
Diketahui pesawat Boeing 737-800 milik Jeju Air tergelincir dari landasan pacu dan terbakar di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan. Insiden ini telah menewaskan 85 orang dari total 181 penumpang dan awak pesawat.
Pesawat dengan nomor penerbangan dari Bangkok, Thailand, menuju Bandara Internasional Muan, Provinsi Jeolla Selatan, membawa 175 penumpang dan enam awak. Dari total penumpang, 173 adalah warga Korea Selatan, sementara dua lainnya berkewarganegaraan Thailand.
Pesawat dilaporkan tergelincir saat mendarat, menghantam pagar pembatas, dan langsung meledak serta terbakar hebat. Api dengan cepat melalap badan pesawat, tetapi berhasil dipadamkan oleh tim pemadam kebakaran.
Badan Pemadam Kebakaran Nasional Korea Selatan mengonfirmasi bahwa 85 orang tewas. Penumpang pesawat Jeju Air yang tewas terdiri dari 46 perempuan dan 39 laki-laki. Pihak otoritas layanan darurat berhasil menyelamatkan sejumlah korban yang selamat dari bagian belakang pesawat.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri RI memastikan tidak ada warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban dalam insiden ini.
“Saat ini, KBRI Seoul sedang berkoordinasi dengan pihak berwenang setempat. Berdasarkan informasi awal yang diterima, tidak terdapat penumpang WNI dalam pesawat tersebut,” ujar Direktur Pelindungan WNI Kemenlu RI, Judha Nugraha, dalam keterangannya kepada wartawan.
Kecelakaan ini memicu penyelidikan mendalam dari otoritas terkait, termasuk Komisi Investigasi Kecelakaan Penerbangan Korea Selatan. Dugaan awal menyebutkan bahwa faktor teknis, termasuk roda pendaratan yang bermasalah, menjadi salah satu penyebab utama.
Jeju Air, maskapai penerbangan berbiaya rendah yang mengoperasikan pesawat ini, menyatakan akan bekerja sama penuh dalam penyelidikan. Maskapai ini memiliki armada utama Boeing 737-800 dan mengoperasikan banyak penerbangan di Asia Tenggara.
Penjabat Presiden Korea Selatan, Choi Sang-mok, memerintahkan mobilisasi penuh untuk menyelamatkan para korban penumpang pesawat Jeju Air dan mendirikan pusat darurat di bandara.