Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni mendukung upaya dari berbagai pihak termasuk civil society dalam pelestarian orang utan dan beruang madu di Kalimantan Timur (Kaltim). Hal ini disampaikan Menhut Raja Antoni saat mengunjungi Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF).
Dalam kunjungannya, Menhut Raja Antoni meninjau suaka orang utan dan beruang madu di Kaltim. Menhut Raja Antoni mengatakan, adanya BOSF menjadi langkah baik sebagai upaya menciptakan ekosistem yang baik bagi orang utan.
"Ini juga sebuah inisiatif yang luar biasa dari civil society, untuk menciptakan ekosistem yang baik bagi orang utan," ujar Menhut Raja Antoni, di Kalimantan Timur, Minggu (1/12/2024).
Dalam kunjungan tersebut, Menhut Raja Antoni diterima langsung oleh pendiri BOSF Willie Smits dan CEO BOSF Jamartin Sihite.
Menhut Raja Antoni didampingi oleh Dirjen Pengelolaan Hutan Lestari Dida Migfar, Dirjen KSDAE Satyawan Pudyatmoko, Dirjen Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan Hidup Mahfudz, dan Dirjen PDASRH Dyah Murtiningsih.
Nantinya, orang utan yang telah dididik di BOSF akan dilepasliarkan. Menhut Raja Antoni mendukung civil society dalam upaya konservasi kawasan hutan dan perlindungan satwa.
“Termasuk pelepasliaran orang utan yang sudah dididik di BOSF," tandas Menhut Raja Antoni.
Diketahui, pada April 2025 BOSF akan melepasliarkan kurang lebih enam orang utan ke habitat aslinya. Orang utan merupakan spesies yang dilindungi hukum baik internasional maupun nasional. Kehilangan, kerusakan, dan fragmentasi habitat menjadi penyebab utama dari penurunan populasi orang utan.
Di Kalimantan Tengah, BOS Foundation melindungi 309.000 hektare habitat alami orang utan liar di wilayah kerja Program Konservasi Mawas. BOSF telah melepasliarkan lebih dari 500 orang utan ke habitat aslinya di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur. Menhut akan terus mendukung pelestarian orang utan.