Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump menanggapi kaburnya Presiden Suriah Bashar al-Assad dari negaranya dengan pesawat. Al-Assad melarikan diri ke tujuan yang tidak diketahui saat pasukan pemberontak menyerbu ibu kota Damaskus. Trump menilai kini sudah saatnya Presiden Rusia Vladimir Putin bertindak.
Ribuan orang terlihat bergegas ke alun-alun utama kota, bersuka cita dan meneriakkan kebebasan. Dilansir New York Post, saat pasukan Assad melarikan diri dari jalan-jalan, pemberontak menerobos gerbang kota pada Minggu (8/12/2024).
Dalam sebuah postingan di Truth Social, Trump menulis, "Assad telah pergi. Dia telah meninggalkan negaranya. Pelindungnya, Rusia, Rusia, Rusia, yang dipimpin oleh Vladimir Putin, tidak tertarik untuk melindunginya lagi. Tidak ada alasan bagi Rusia untuk berada di sana sejak awal. Mereka kehilangan semua minat di Suriah karena Ukraina, di mana hampir 600.000 tentara Rusia terluka atau tewas, dalam perang yang seharusnya tidak pernah dimulai, dan dapat berlangsung selamanya".
Ia menambahkan, “Rusia dan Iran saat ini sedang dalam kondisi yang lemah, satu karena Ukraina dan ekonomi yang buruk, yang lain karena Israel dan keberhasilannya dalam memerangi penyakit. Begitu pula, Zelensky dan Ukraina ingin membuat kesepakatan dan menghentikan kegilaan ini. Mereka telah kehilangan 400.000 tentara dan lebih banyak lagi warga sipil."
Menurut Trump, harus ada gencatan senjata segera dan negosiasi harus dimulai. Trump menilai terlalu banyak nyawa yang terbuang sia-sia, terlalu banyak keluarga yang hancur, dan jika perang terus berlanjut, ini bisa berubah menjadi sesuatu yang jauh lebih besar dan jauh lebih buruk.
Kota Damaskus jatuh saat kota Homs jatuh ke tangan pemberontak pada Sabtu (7/12/2024) setelah kurang dari 24 jam pertempuran. Ribuan penduduk mulai menari dan meneriakkan "Assad telah pergi, Homs bebas" dan "Hidup Suriah dan hancurkan Bashar al-Assad" setelah pasukan pemerintah meninggalkan kota tersebut.
"Saya kenal baik Vladimir (Putin). Ini saatnya dia bertindak. China dapat membantu. Dunia sedang menunggu!” ujar Donald Trump memberikan komentarnya setelah Kota Damaskus jatuh ke tangan pemberontak menyusul kota Homs pada Sabtu (7/12/2024) setelah pertempuran yang berlangsung kurang dari 24 jam.