Pada Rabu (15/1/2025), Presiden AS Joe Biden menyampaikan pidato perpisahan dari Ruang Oval, Gedung Putih mengulas karier politiknya yang hampir lima dekade dan menekankan harapannya untuk mempertahankan warisannya di masa depan.
Dalam pidato perpisahannya, Joe Biden juga memperingatkan bahaya konsentrasi kekuasaan di tangan segelintir orang superkaya dan penyebaran informasi palsu yang dapat menyebabkan penyalahgunaan kekuasaan.
Pidato perpisahan Joe Biden memicu reaksi beragam di AS. Partai Republik memberikan kritik keras, sedangkan Partai Demokrat memberikan pujian tinggi. Anggota Kongres dari Partai Republik Nancy Mace menyindir pidato Biden melalui platform X, menyebutnya ironis karena berbicara tentang demokrasi dan penyalahgunaan kekuasaan.
Ia juga mengkritik keputusan Biden mengampuni putranya, Hunter Biden.
Greg Gutfeld, pembawa acara Fox News, menyebut pidato perpisahan Joe Biden sebagai akhir yang memalukan bagi masa jabatannya. Komentator konservatif Clay Travis bahkan menganggap Biden sebagai presiden paling tidak populer sepanjang sejarah.
Sementara itu, Gabriella Hoffman, Direktur Pusat Energi dan Konservasi Forum Perempuan Independen, menyebut pidato perpisahan Joe Biden tidak mengesankan dan memecah belah. Ia menegaskan bahwa Joe Biden gagal menyatukan rakyat Amerika dan mempromosikan kebijakan yang melemahkan negara.
Namun, Partai Demokrat memiliki pandangan berbeda. Komentator liberal Harry Sisson memuji pidato tersebut sebagai pidato terbaik Joe Biden. Mantan Ketua DPR AS Nancy Pelosi menilai pidato perpisahan itu menghormati visi para pendiri Amerika dan menjadi inspirasi bagi generasi mendatang.
Dalam pidato perpisahannya, Joe Biden memperingatkan tentang bahaya meningkatnya kelas taipan di AS yang dapat mengancam demokrasi dan kebebasan dasar. Meski tidak menyebut nama, pengamat percaya peringatan ini mengarah pada pemerintahan Donald Trump dan kabinetnya, termasuk Elon Musk, yang akan memimpin Dewan Kinerja Pemerintah.
Joe Biden, yang akan menyerahkan jabatan kepada Trump dalam empat hari, menutup pidato perpisahannya dengan ajakan kepada rakyat Amerika untuk terus menjaga demokrasi. "Sekarang adalah waktunya untuk berdiri dan membela. Saya harap Anda tetap menjaga semangat dan keyakinan. Saya mencintai Amerika, dan Anda juga," kata Biden.
Dalam minggu-minggu terakhir masa jabatannya, Joe Biden fokus pada penguatan dukungan untuk Ukraina sebelum Donald Trump mengambil alih Gedung Putih. Warisannya akan tetap menjadi bahan perdebatan di masa depan, tetapi pidato perpisahan Joe Biden mencerminkan visi dan nilai yang ia perjuangkan selama masa jabatannya.