Presiden Direktur PT Hero Global Investment Tbk (HGII) Robin Sunyoto menyebut, pihaknya berencana akan mengembangkan pembangkit listrik berbasis EBT hingga 100 MW pada 2031.
Robin Sunyoto menyampaikan, rencana perseroan seusai melakukan penawaran umum perdana saham (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Rencananya, HGII akan membangun dan mengelola pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT) dengan total kapasitas 100 MW pada 2031 mendatang.
“Kami ingin mengembangkan pembangkit listrik berbasis EBT sampai dengan 100 MW pada 2031 dengan tambahan proyek HGII adalah 58 MW dari hidro, 8 MW dari biomass, 6 MW dari biogas, dan 10 MW dari surya,” ujar Robin Sunyoto dalam konferensi pers di Gedung BEI, Jakarta, Kamis (9/1/2025).
Robin Sunyoto menjelaskan, tidak menutup kemungkinan perseroan akan menambah target tersebut seiring berjalannya bisnis development. Ada pun alasan HGII memilih hidro sebagai tambahan proyek karena dinilai lebih stabil dan yang bisa dikontrol output-nya adalah genset dan PLTU.
“Yang penting, manajemen tersebut punya batu bara ataupun solar maka listrik bisa dihasilkan,” tambahnya.
Robin Sunyoto mengatakan, pencatatan HGII di BEI ini merupakan kontribusi perseroan untuk sektor EBT di Indonesia. Hal ini selaras dengan target pemerintah menuju net zero emission pada 2026.
“Komitmen HGII dalam melakukan ekspansi bisnis energi ramah lingkungan juga sejalan dengan pemerintah untuk akselerasi energi baru terbarukan,” ujarnya lagi.
Robin Sunyoto menyampaikan, dana dari IPO HGII akan digunakan untuk ekspansi pembangkit EBT. Pada 2031, HGII mempunyai target untuk memiliki dan mengelola pembangkit EBT dengan total kapasitas 100 MW pada 2031.
Dana IPO HGII sebesar Rp 260 miliar akan digunakan untuk pembangunan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) berkapasitas 25 megawatt (MW) dan pembangkit listrik tenaga minihidro (PLTM) kapasitas 10 MW yang keduanya berlokasi di Sumatera Utara.
Robin Sunyoto menjelaskan, PLTA 25 MW di estimasi mulai konstruksi pada 2025, sedangkan PLTM 10 MW diestimasi mulai konstruksi pada 2026. Kedua pembangkit hidro tersebut ditargetkan dapat beroperasi secara komersial pada 2028.
Pasca-IPO, Shikoku Electric Power Company Incorporated (Yonden), melalui anak usahanya, SEP International Netherlands B.V. (SEPI) akan bergabung di HGII. Hal ini tertuang dalam kerja sama kedua belah pihak pada 8 November 2024 lalu.
Robin Sunyoto optimistis, kemitraan dengan Yonden akan memberikan keuntungan bagi HGII. Hal ini tercermin dari portfolio Yonden yang telah memiliki portfolio EBT di Jepang sebesar 1.000 MW.
“Jadi, mereka sudah paham di bidang EBT dan ini sangat membantu kami di bidang operation maintenance atau pun pengembangan proyek-proyek baru lainnya,” pungkas Robin Sunyoto.