Notification

×

Iklan

Iklan

banner 728x90

Indeks Berita

Sebuah studi terbaru dari University College London (UCL) mengungkapkan, attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) atau gangguan pemusatan perhatian

Selasa, 28 Januari 2025 | Januari 28, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-01-27T21:15:09Z

 




Sebuah studi terbaru dari University College London (UCL) mengungkapkan, attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) atau gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas yang terdiagnosis dapat mengurangi harapan hidup.

Dilansir dari Gizmodo, Minggu (26/1/2025), berdasarkan penelitian tersebut, orang dengan ADHD lebih rentan mengalami berbagai masalah kesehatan dan memiliki risiko kematian lebih tinggi dibandingkan populasi umum.

Para peneliti menganalisis data kesehatan primer dari sekitar 30.000 orang dewasa di Inggris yang didiagnosis dengan ADHD. Mereka dibandingkan dengan kelompok yang tidak memiliki ADHD, tetapi memiliki usia, jenis kelamin, dan dokter yang sama.

Hasil penelitian menunjukkan, orang dengan ADHD lebih rentan terhadap kondisi kesehatan fisik dan mental, seperti diabetes, tekanan darah tinggi, kecemasan, dan depresi. Risiko kematian lebih tinggi ditemukan pada semua kelompok usia, baik pria maupun wanita.

Secara keseluruhan, para peneliti memperkirakan ADHD yang didiagnosis terkait dengan penurunan harapan hidup sebesar 6,78 tahun untuk pria dan 8,64 tahun untuk wanita.

ADHD, yang sering kali ditandai dengan gejala seperti gelisah, impulsif, dan kesulitan berkonsentrasi, merupakan kondisi yang dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan. 

Selain memengaruhi fungsi sehari-hari, orang dengan ADHD cenderung menghadapi risiko lebih tinggi terhadap masalah tidur, penyalahgunaan zat, serta peristiwa kehidupan yang penuh tekanan, seperti pengangguran berkepanjangan.

×
Berita Terbaru Update