Notification

×

Iklan

Iklan

banner 728x90

Indeks Berita

Aktivitas vulkanik Gunung Merapi di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah masih cukup tinggi dalam beberapa pekan terakhir

Senin, 17 Februari 2025 | Februari 17, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-02-16T20:02:29Z



 Aktivitas vulkanik Gunung Merapi di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah masih cukup tinggi dalam beberapa pekan terakhir. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) meminta masyarakat agar waspada.

Berdasarkan laporan BPPTKG periode pengamatan Minggu 16 Februari 2025 pukul 00.00 WIB hingga 06.00 WIB teramati jarak luncur maksimum guguran lava mencapai 1.900 meter.

"Teramati 14 kali guguran lava ke arah kali sat atau kali Putih, kali Bebeng dengan jarak luncur maksimum 1900 meter," ujar Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso kepada wartawan, Minggu (16/2/2025).

Gunung Merapi terpantau dalam kondisi berawan hingga mendung dengan suhu udara berkisar antara 18,3-20,1°C serta kelembaban mencapai 89,7-99%. Angin bertiup lemah ke arah timur dan barat. Secara visual, gunungapi tertutup kabut pada level 0-II hingga 0-III, dengan asap kawah yang tidak teramati.

Data kegempaan menunjukkan adanya 23 kali gempa guguran dengan amplitudo 2-7 mm dan durasi 51,78-160,93 detik. Selain itu, tercatat enam kali gempa hybrid atau fase banyak dengan amplitudo 4-7 mm, S-P 0,4-0,6 detik, dan durasi 10,5-14,5 detik. Hal ini mengindikasikan suplai magma masih berlangsung yang dapat berpotensi memicu awan panas guguran.

Gunung Merapi saat ini berada pada Level III (Siaga) untuk itu BPPTKG merekomendasikan masyarakat untuk tidak beraktivitas di dalam wilayah potensi bahaya. Diantaranya sektor selatan-barat daya: Sungai Boyong (5 km), Sungai Bedog, Krasak, dan Bebeng (7 km), sektor tenggara meliputi Sungai Woro (3 km) dan Sungai Gendol (5 km).

"Lontaran material vulkanik dapat mencapai radius tiga km dari puncak apabila terjadi letusan eksplosif," lanjutnya.

Masyarakat diimbau untuk mewaspadai potensi bahaya lahar dan awan panas guguran, terutama saat hujan turun di sekitar Gunung Merapi. Selain itu, dampak abu vulkanik juga perlu diantisipasi.

BPPTKG menyatakan, jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, status Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.

×
Berita Terbaru Update