Ketua DPP PDIP Bidang Sumber Daya Said Abdullah mengapresiasi berbagai kebijakan yang diambil Presiden Prabowo Subianto dalam melakukan konsolidasi sumber anggaran pembangunan.
Menurut Said, kebijakan-kebijakan Prabowo bakal menciptakan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depannya lebih inklusif karena ditopang oleh kelas ekonomi arus bawah dan menengah.
"Saya mengapresiasi berbagai kebijakan yang ditempuh oleh Presiden Prabowo dalam mengonsolidasikan sumber sumber anggaran pembangunan, agar pertumbuhan ekonomi bisa melampaui target APBN 2025 sebesar 5,2 %, lebih dari itu pertumbuhan ekonominya agar lebih inklusif," ujar Said kepada wartawan, Kamis (6/2/2025).
Terbaru, kata Said, Presiden Prabowo menginstruksikan jajaran pemerintah melakukan langkah efisiensi belanja negara. Menurut dia, langka tersebut merupakan upaya Prabowo agar APBN lebih fokus untuk membiayai program program strategis, seperti perbaikan gizi anak, kesehatan, pendidikan, kemandirian pangan, dan energi.
"Dengan program gizi dan pendidikan yang baik, permintaan tenaga kerja sehat dan terdidik di pasar tenaga kerja bisa kita penuhi. Tentu ini bukan program sekali jadi, akan tetapi harus berkelanjutan. Bila dijalankan secara massif dan sistematis, maka outcome-nya untuk mendapatkan tenaga kerja berkualitas bisa diharapkan lebih cepat," ungkap dia.
Said berharap juga program makan bergizi gratis (MBG) dijalankan lebih inklusif. Karena itu, kata dia, Badan Pangan Nasional (Bapanas) perlu mengorganisir para pelaku usaha mikro dan kecil (UMK) di tiap-tiap wilayah untuk menjadi pemasok bahan MBG dengan mengikuti standar produk dan layanan yang telah ditetapkan.
"Langkah ini bisa menjadi penggerak kebangkitan UMKM yang berjumlah lebih dari 65 juta, serta mendongkrak daya beli menengah bawah yang terus menurun sejak paska pandemi," tandas dia.
Di luar APBN, kata Said, Presiden Prabowo tampaknya juga mendorong konsolidasi Badan Usah Milik Negara (BUMN) melalui pembentukan super holding Danantara. Menurut dia, Danantara bisa menjadi mesin pertumbuhan ekonomi.
"Itu karena Danantara, dengan capital expenditure (capex) yang besar, lebih memungkinkan mengelola arah investasi strategis, setidaknya untuk membangkitkan industri nasional," tutur dia.
Said mengatakan dua kunci utama Danantara, yakni investasi dan industrialisasi yang terarah. Menurut dia, langkah tersebut bisa menjadi tonggak penting bagi perluasan program hilirisasi yang dikelola langsung oleh BUMN. Hanya saja, kata Said, sasarannya harus fokus, yakni pengelolaan sumber daya alam menjadi barang industri yang menjadi rantai pasok global.
"Saya berkeyakinan, jika pilar APBN dan BUMN programnya dapat terorganisasi dengan baik, maka kita bisa meraih dual hal sekaligus, yakni pertumbuhan ekonomi tinggi, keluar dari jebakan 5% dan pertumbuhan ekonomi yang di topang oleh para pelaku ekonomi arus bawah hingga menengah, dengan sendirinya pertumbuhan ekonomi kita jauh lebih inklusif," pungkas Said terkait kebijakan Prabowo.