Notification

×

Iklan

Iklan

banner 728x90

Indeks Berita

Anggota Kongres AS Darrell Issa menominasikan Donald Trump untuk hadiah Nobel Perdamaian 2025, dengan menyebut mantan Presiden AS

Rabu, 05 Maret 2025 | Maret 05, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-03-04T19:29:45Z

  



Anggota Kongres AS Darrell Issa menominasikan Donald Trump untuk hadiah Nobel Perdamaian 2025, dengan menyebut mantan Presiden AS tersebut sebagai sosok yang paling pantas menerima penghargaan ini.

“Hari ini saya mencalonkan Presiden Donald Trump untuk Hadiah Nobel Perdamaian 2025. Tidak ada seorang pun yang lebih pantas menerimanya,” tulis Issa, anggota Partai Republik dari California, dalam unggahannya di platform X pada Selasa (4/3/2025).

Hadiah Nobel Perdamaian dianugerahkan kepada individu yang telah berkontribusi besar dalam menciptakan persaudaraan antarbangsa, mengurangi penggunaan militer, serta mendorong perdamaian. Kandidatnya dapat dinominasikan oleh akademisi, ilmuwan, peraih Nobel, anggota parlemen, dan pemimpin negara.

Issa tidak menjelaskan secara terperinci alasan nominasi Trump, tetapi juru bicara Issa, Jonathan Wilcox, kemudian menyatakan bahwa nominasi ini diberikan atas peran Trump dalam mendorong perdamaian di Timur Tengah.

“Issa memimpin delegasi kongres ke beberapa negara di Timur Tengah, mendengar langsung dampak upaya perdamaian dari banyak kepala negara. Sejak menjabat, Presiden Trump telah mengilhami dan mempromosikan tujuan perdamaian dengan cara yang belum pernah terjadi selama bertahun-tahun,” ujar Wilcox.

Sebelumnya, pada November 2024, Ketua Komite Urusan Luar Negeri Parlemen Ukraina Oleksandr Merezhko, juga menominasikan Trump untuk Hadiah Nobel Perdamaian 2025. Merezhko, yang berasal dari partai Presiden Volodymyr Zelensky, berpendapat bahwa Trump telah membantu menengahi kesepakatan damai antara Israel dan negara-negara Muslim selama masa kepemimpinannya.

Merezhko juga menyebut bahwa Trump telah meletakkan dasar bagi koalisi internasional yang mendukung Kiev dan meyakini bahwa jika kembali menjabat, ia dapat lebih jauh membantu Ukraina.

Di sisi lain, awal tahun ini, empat ilmuwan Israel, termasuk tiga peraih hadiah Nobel Kimia, menyatakan kesediaan mereka untuk menominasikan Trump jika ia berhasil mendorong Hamas untuk membebaskan semua sandera yang ditahan.Trump telah beberapa kali dinominasikan untuk Hadiah Nobel Perdamaian. Pada Februari 2019, ia mengonfirmasi bahwa Perdana Menteri Jepang saat itu, Shinzo Abe, menominasikannya atas upayanya dalam meredakan ketegangan dengan Korea Utara.

Selain itu, pada Februari 2024, Menteri Keuangan AS Scott Bessent menyatakan bahwa Trump kemungkinan besar akan menerima hadiah Nobel Perdamaian dalam waktu satu tahun jika ia berhasil mengakhiri konflik Rusia-Ukraina. Penasihat Keamanan Nasional Mike Waltz juga setuju dengan pernyataan tersebut.

Trump sendiri pernah mengeklaim bahwa ia dapat mengakhiri perang di Ukraina dalam waktu 24 jam setelah menjabat kembali. Namun, belakangan ia menyesuaikan klaimnya menjadi enam bulan. Meski demikian, belum jelas apakah rencana tersebut dapat direalisasikan, mengingat Ukraina telah menegaskan bahwa perundingan damai tidak bisa dilakukan tanpa keterlibatan langsung Kiev.

×
Berita Terbaru Update