Notification

×

Iklan

Iklan

banner 728x90

Indeks Berita

Deflasi adalah kondisi ekonomi di mana harga barang dan jasa mengalami penurunan secara terus-menerus dalam jangka waktu tertentu

Selasa, 11 Maret 2025 | Maret 11, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-03-10T19:35:40Z

  



Deflasi adalah kondisi ekonomi di mana harga barang dan jasa mengalami penurunan secara terus-menerus dalam jangka waktu tertentu.

Sekilas, deflasi tampak menguntungkan bagi konsumen karena harga barang menjadi lebih murah. Namun, jika berlangsung dalam waktu lama dan tidak ditangani dengan baik, deflasi dapat berdampak negatif terhadap perekonomian.

Kondisi ini dapat menyebabkan penurunan produksi, meningkatnya angka pengangguran, dan pada akhirnya berujung pada resesi ekonomi.

Lantas, bagaimana cara mengatasi deflasi agar tidak berujung resesi? Dihimpun dari berbagai sumber, berikut ulasan lengkapnya!

Faktor Utama Penyebab Deflasi

1. Penurunan permintaan agregat

Ketika masyarakat mengurangi konsumsi dan investasi akibat ketidakpastian ekonomi atau ekspektasi harga yang terus menurun, permintaan terhadap barang dan jasa ikut melemah. Akibatnya, produsen harus menurunkan harga agar tetap menarik konsumen.

2. Kelebihan pasokan

Jika terjadi produksi berlebihan tanpa diimbangi dengan permintaan yang cukup, perusahaan akan mengalami kesulitan dalam menjual produk mereka. Hal ini dapat menyebabkan harga barang turun secara drastis.

3. Kebijakan moneter yang ketat

Peningkatan suku bunga oleh bank sentral dapat mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat. Ketika jumlah uang yang tersedia berkurang, daya beli masyarakat menurun, sehingga harga barang dan jasa pun tertekan ke bawah.

4. Penurunan harga bahan baku

Jika harga bahan baku turun secara signifikan, biaya produksi barang juga akan menurun. Hal ini dapat membuat harga barang lebih murah di pasaran. Meskipun terlihat menguntungkan, dalam kondisi tertentu hal ini dapat memicu deflasi jika tidak diimbangi dengan peningkatan permintaan.

Dampak Deflasi terhadap Perekonomian

1. Meningkatnya beban utang

Dalam kondisi deflasi, nilai riil utang meningkat karena harga barang dan jasa menurun, sementara jumlah nominal utang tetap sama. Hal ini membuat para debitur, terutama pelaku usaha yang meminjam modal, kesulitan dalam melunasi utangnya.

2. Penurunan laba perusahaan

Dengan harga barang yang terus menurun, perusahaan mengalami kesulitan dalam memperoleh keuntungan. Jika pendapatan berkurang drastis, perusahaan akan memangkas biaya operasional, termasuk pengurangan tenaga kerja.

3. Meningkatnya tingkat pengangguran

Ketika perusahaan mengalami kesulitan keuangan akibat rendahnya harga jual dan menurunnya keuntungan, mereka cenderung melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK). Akibatnya, tingkat pengangguran meningkat, yang memperburuk kondisi ekonomi secara keseluruhan.

4. Kelesuan ekonomi

Deflasi dapat menyebabkan konsumen dan investor menunda belanja serta investasi dengan harapan harga akan terus turun. Sikap ini membuat roda perekonomian berjalan lebih lambat dan meningkatkan risiko resesi.Lantas, bagaimana cara mengatasi deflasi agar tidak berujung resesi? Dihimpun dari berbagai sumber, berikut ulasan lengkapnya!

Faktor Utama Penyebab Deflasi

1. Penurunan permintaan agregat

Ketika masyarakat mengurangi konsumsi dan investasi akibat ketidakpastian ekonomi atau ekspektasi harga yang terus menurun, permintaan terhadap barang dan jasa ikut melemah. Akibatnya, produsen harus menurunkan harga agar tetap menarik konsumen.

2. Kelebihan pasokan

Jika terjadi produksi berlebihan tanpa diimbangi dengan permintaan yang cukup, perusahaan akan mengalami kesulitan dalam menjual produk mereka. Hal ini dapat menyebabkan harga barang turun secara drastis.

3. Kebijakan moneter yang ketat

Peningkatan suku bunga oleh bank sentral dapat mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat. Ketika jumlah uang yang tersedia berkurang, daya beli masyarakat menurun, sehingga harga barang dan jasa pun tertekan ke bawah.

4. Penurunan harga bahan baku

Jika harga bahan baku turun secara signifikan, biaya produksi barang juga akan menurun. Hal ini dapat membuat harga barang lebih murah di pasaran. Meskipun terlihat menguntungkan, dalam kondisi tertentu hal ini dapat memicu deflasi jika tidak diimbangi dengan peningkatan permintaan.

Dampak Deflasi terhadap Perekonomian

1. Meningkatnya beban utang

Dalam kondisi deflasi, nilai riil utang meningkat karena harga barang dan jasa menurun, sementara jumlah nominal utang tetap sama. Hal ini membuat para debitur, terutama pelaku usaha yang meminjam modal, kesulitan dalam melunasi utangnya.

2. Penurunan laba perusahaan

Dengan harga barang yang terus menurun, perusahaan mengalami kesulitan dalam memperoleh keuntungan. Jika pendapatan berkurang drastis, perusahaan akan memangkas biaya operasional, termasuk pengurangan tenaga kerja.

3. Meningkatnya tingkat pengangguran

Ketika perusahaan mengalami kesulitan keuangan akibat rendahnya harga jual dan menurunnya keuntungan, mereka cenderung melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK). Akibatnya, tingkat pengangguran meningkat, yang memperburuk kondisi ekonomi secara keseluruhan.

4. Kelesuan ekonomi

Deflasi dapat menyebabkan konsumen dan investor menunda belanja serta investasi dengan harapan harga akan terus turun. Sikap ini membuat roda perekonomian berjalan lebih lambat dan meningkatkan risiko resesi.

Strategi Mengatasi Deflasi

Berikut merupakan cara yang bisa dilakukan untuk mengantisipasi deflasi agar tidak menjadi resesi:

1. Kebijakan Moneter Ekspansif

  • Menurunkan suku bunga: Bank sentral dapat menurunkan suku bunga agar masyarakat terdorong untuk meminjam uang dan berinvestasi. Dengan suku bunga rendah, kredit menjadi lebih terjangkau sehingga konsumsi dan investasi meningkat.
  • Pelonggaran kuantitatif: Kebijakan ini dilakukan dengan membeli aset-aset keuangan untuk meningkatkan likuiditas di pasar. Dengan lebih banyak uang yang beredar, daya beli masyarakat meningkat dan permintaan terhadap barang serta jasa terdorong naik.

2. Kebijakan Fiskal yang Stimulus

  • Meningkatkan belanja pemerintah: Pemerintah dapat meningkatkan pengeluaran di sektor-sektor strategis seperti infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan untuk mendorong perputaran uang di masyarakat.
  • Pemotongan pajak: Dengan mengurangi beban pajak bagi individu maupun perusahaan, daya beli masyarakat akan meningkat sehingga konsumsi kembali terdorong.

3. Mendorong Investasi dan Konsumsi

  • Insentif untuk investasi: Pemerintah dapat memberikan berbagai insentif bagi dunia usaha, seperti pengurangan pajak atau subsidi untuk sektor tertentu, guna mendorong investasi yang dapat menciptakan lapangan kerja baru.
  • Peningkatan kepercayaan konsumen: Kampanye informasi dan kebijakan yang jelas serta konsisten dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap kondisi ekonomi, sehingga mereka tidak ragu untuk melakukan konsumsi dan investasi.

4. Kebijakan nilai tukar yang adaptif

  • Depresiasi mata uang: Dalam kondisi tertentu, pelemahan nilai mata uang dapat membantu meningkatkan daya saing ekspor. Dengan meningkatnya ekspor, produksi dalam negeri terdorong sehingga menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan pendapatan nasional.

5. Reformasi struktural untuk meningkatkan daya saing

  • Peningkatan produktivitas: Investasi dalam pendidikan dan pelatihan tenaga kerja dapat meningkatkan keterampilan pekerja dan membuat industri lebih kompetitif di pasar global.
  • Deregulasi dan penyederhanaan birokrasi: Reformasi birokrasi yang memangkas regulasi yang berbelit dapat mendorong efisiensi dan inovasi dalam dunia usaha.

Deflasi merupakan tantangan ekonomi yang dapat membawa dampak serius jika tidak dikelola dengan baik. Peran aktif masyarakat dalam mempertahankan konsumsi dan mendukung dunia usaha juga sangat penting dalam menjaga stabilitas ekonomi.

×
Berita Terbaru Update