Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman menyampaikan penyebab indeks harga saham gabungan (IHSG) sepekan yang anjlok.
Dikatakan Iman, indeks tercatat mengalami pelemahan 4,67% sepekan atau week on week (wow) pada periode 21-27 Februari 2025. Pelemahan ini disebabkan oleh faktor global, domestik, dan korporasi perusahaan itu sendiri.
“Indeks itu (turun) pasti karena tiga hal, yakni bagaimana global, domestik, dan korporasinya sendiri. Itu tiga hal yang jadi isu,” ujar Iman di kantornya, Jakarta, Jumat (28/2/2025) siang.
Pertama, yakni perang tarif antara Amerika Serikat (AS) dan negara mitra dagang, seperti Meksiko dan Kanada sehingga memengaruhi aliran modal asing.
Menurutnya, banyak dana asing yang mengalir ke AS karena faktor keamanan. Hal ini pun turut berdampak pada negara emerging market, termasuk Indonesia.
“Trump 2.0 tidak gampang dan menarik, bahwa ya 70% dana itu fly to quality to US. Jadi memang juga tidak gampang. Asing itu sekarang masuk ke US ya, termasuk juga selalu ada ancaman tarif. Kemarin Meksiko sama Kanada, Kanada melawan, lalu muncul lagi UE (Uni Eropa). Jadi selalu ada cerita tentang tarif,” ucapnya saat IHSG sepekan anjlok.
Di sisi lain, kebijakan The Fed yang diekspektasikan dapat menurunkan suku bunga, ternyata tidak memberikan dampak sesuai ekspektasi. Menurutnya, The Fed paling banyak akan menurunkan suku bunga acuan satu kali pada tahun ini.
“Jadi sekarang kita tahu interest rate ini sensitif terhadap bursa, terhadap equity. Kalau interest yang naik di US,” ujar Iman.
Kedua, yakni ketidakpastian ekonomi domestik dan dominasi asing. Iman mengungkapkan, jumlah investor di pasar modal Indonesia masih didominasi oleh investor asing, yakni sebesar 40%.
Iman menyebut, kondisi tersebut memengaruhi kondisi indeks karena ketika investor asing menarik diri sehingga pasar domestik yang lebih terbatas tidak mampu menopang pergerakan indeks.