Notification

×

Iklan

Iklan

banner 728x90

Indeks Berita

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi meninjau korban banjir yang disebabkan luapan Sungai Cimeta di Desa Nyalindung, Kecamatan Cipatat,

Kamis, 20 Maret 2025 | Maret 20, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-03-19T18:53:06Z

 






Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi meninjau korban banjir yang disebabkan luapan Sungai Cimeta di Desa Nyalindung, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Dedi Mulyadi bakal merelokasi rumah korban banjir tersebut.

Saat meninjau lokasi, Dedi Mulyadi melihat langsung puing-puing rumah yang rusak akibat banjir serta berdialog dengan warga terdampak.

Dalam peninjauan tersebut, Dedi Mulyadi yang didampingi Bupati Bandung Barat Jeje Ritchi Ismail menilai, rumah-rumah yang berada di bantaran Sungai Cimeta sangat rentan terhadap kerusakan lebih lanjut.Menurutnya, rumah-rumah tersebut harus segera direlokasi karena rawan dihantam arus sungai yang terus menggerus tanah serta getaran dari kendaraan besar yang melewati Jalan Raya Padalarang-Purwakarta.

"Kalau tetap rumah di situ berat, karena di bawah digerus oleh air sungai terus dari atas mengalami tekanan kendaraan besar. Bahan bangunannya juga bata mudah rusak," ujar Dedi Mulyadi saat berbincang dengan salah seorang warga korban banjir, Rabu (19/3/2025).

Sebagai solusi, Dedi Mulyadi berencana untuk melakukan relokasi kepada warga yang terdampak banjir. Proses relokasi akan segera dilakukan setelah Idulfitri, pemerintah daerah akan mendata warga yang perlu dipindahkan dan memberikan dana untuk pembangunan fisik rumah.

Sementara itu, lahan untuk pembangunan rumah baru akan disediakan oleh pemerintah desa melalui tanah kas desa (TKD).

"Ini warga sudah mau direlokasi. Jadi kita akan relokasi dan bangunkan rumah baru setelah Hari Raya Idul Fitri," tambahnya.

Dedi Mulyadi menjelaskan, kondisi hulu di kawasan Bandung Utara (KBU) sangat kritis akibat beralihnya fungsi lahan menjadi kebun sayur. Hal ini semakin memperburuk banjir yang terjadi, karena adanya sedimentasi sungai yang menyebabkan luapan air ke pemukiman warga.

"Penyebabnya pendangkalan sungai dan kerusakan hulu. Hutannya kan sudah jadi kebon sayur, kebon sayurnya menanam pakai plastik," ujarnya.


Dedi Mulyadi berjanji akan melakukan penertiban di kawasan KBU untuk mencegah bencana banjir jangka panjang. Ia mencontohkan penanganan bencana banjir yang telah berhasil dilakukan di kawasan Puncak, Bogor, yang juga mengatasi masalah banjir di Bekasi.

"Saya akan beresin sama seperti puncak," tegasnya.

Salah seorang warga terdampak, Dian Kusdiani, menyambut baik rencana relokasi yang diusulkan oleh Pemprov Jabar. Pasalnya, banjir yang terjadi setiap tahun semakin parah, bahkan ketinggian air sudah mencapai atap rumah.

Dian mengungkapkan, dirinya siap untuk dipindahkan demi keselamatan keluarga, terutama anak-anak yang masih kecil.

"Iya disuruh pindah rumah karena di sini sudah tidak memungkinkan. Takutnya kalau datang banjir malam-malam mengancam keselamatan, apalagi saya punya anak kecil. Saya siap dipindahkan supaya terjamin keselamatan karena banjir sekarang sudah setinggi atap," ujar Dian.

Bencana banjir yang disebabkan oleh luapan Sungai Cimeta telah merusak 25 rumah dan menyebabkan 144 warga di Desa Nyalindung mengungsi.

Selain itu, BPBD Kabupaten Bandung Barat juga mencatat ada sekitar 12 titik bencana longsor dan banjir yang tersebar di enam kecamatan Sabtu (15/3/2025). Akibat bencana tersebut, total rumah yang rusak mencapai 479 unit.

×
Berita Terbaru Update