Insiden mengejutkan menimpa pemilik Ferrari 488 GTB, Jeffrey Rose, yang mobilnya mendadak kehilangan fungsi rem hingga tercebur ke kolam di halaman rumahnya. Kejadian ini memicu gugatan terhadap Ferrari, yang kini diseret ke pengadilan di Amerika Serikat.
Dikutip Carscoops, Sabtu (22/3/2025), masalah pada sistem rem di mobil-mobil Ferrari menjadi sorotan, terutama setelah Ferrari sebelumnya sudah mengumumkan recall untuk ribuan kendaraannya. Sayangnya, banyak pemilik mobil tidak menindaklanjuti pengumuman tersebut, yang akhirnya berujung pada insiden berbahaya.
Kecewa karena mobil yang di Indonesia harganya nembus Rp 7 miliar itu, Jeffrey Rose langsung mengajukan gugatan kelas. Pasalnya, kejadian buruk tersebut ternyata tidak hanya dialami Jeffrey Rose saja.
Mereka menggugatkan karena Ferrari tidak serius menjalankan program recall Ferrari yang melibatkan lebih dari 10.000 unit di Amerika Serikat akibat kebocoran cairan rem. Diketahui, model yang terdampak termasuk Ferrari 458 Italia, 458 Spider, 458 Speciale, 488 GTB, dan 488 Spider. Pada 2022, recall diperluas mencakup lebih banyak model, seperti Ferrari 430, 612 Scaglietti, 812 Superfast, F8 Spider, Roma, California, LaFerrari, hingga Portofino. Ferrari menyatakan bahwa penyebab masalah ini adalah tutup reservoir cairan rem yang tidak memiliki ventilasi cukup, sehingga harus diganti.
“Namun, penggugat menilai solusi tersebut tidak cukup. Mereka menuding Ferrari mengabaikan masalah utama, yaitu segel belakang yang bisa bergeser dan menyebabkan cairan rem bocor ke dalam booster rem. Para penggugat berpendapat Ferrari seharusnya mengganti master cylinder juga,” terang Carscoops.
Sayangnya, gugatan kelas itu justru ditolak oleh Pengadilan New Jersey. Hakim Jamel K. Semper menolak beberapa tuntutan terhadap Ferrari, termasuk klaim class action secara nasional.
Namun, karena tuntutan ditolak tanpa prejudice, penggugat masih bisa menyusun kembali gugatan mereka dan membawa Ferrari kembali ke meja hijau. Artinya, penggugat masih diberi kesempatan untuk mengajukan ulang dengan perbaikan argumen.
Seperti banyak kasus hukum yang kompleks, proses ini diperkirakan akan memakan waktu bertahun-tahun sebelum ada keputusan final. Namun, satu hal yang pasti Ferrari masih harus menghadapi gugatan ini di pengadilan.