Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni melepasliarkan 265 ekor burung di Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS).
Antoni mengingatkan masyarakat khususnya anak-anak agar tidak memburu dan menangkap lagi burung yang sudah dilepas atau yang ada di lingkungan sekitar. Dia meminta semua pihak tidak membunuh burung-burung tersebut.
"Tadi ada 265 ekor burung yang kita lepaskan ada empat jenis," ujar Antoni di acara pelepasliaran ratusan burung di di Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) Bantar Karet, kawasan TNGHS, Bogor, Minggu (16/3/2025).Dalam acara tersebut, Antoni didampingi oleh Wamenhut Sulaiman Umar, Dirjen KSDAE Satyawan Pudyatmoko, Dirjen PSKL Mahfudz, dan Dirjen PDASHL Dyah Murtiningsih.
Dari 265 ekor burung tersebut, terdapat 150 jalak kerbau, 50 ekor tekukur, 50 kutilang, dan 15 trucukan. Saat pelepasan, Menhut Antoni mengajak anak-anak warga di lingkungan sekitar kawasan TNGHS turut serta melepasliarkan burung-burung tersebut.
Antoni pun mengingatkan anak-anak tersebut agar tidak menangkap maupun membunuh burung-burung terutama yang berada di lingkungan sekitar. "Sudah dilepaskan, jangan ditangkapi ya," imbuh Antoni.
Antoni mengaku dirinya sengaja mengajak anak-anak yang berada di lingkungan sekitar kawasan tersebut. Pasalnya, kata Antoni, masa depan kelestarian hutan dan ekosistem di dalamnya bergantung pada masyarakat sekitar khususnya anak-anak. Ia juga mengingatkan agar sejak dini anak-anak diajak untuk peduli tentang lingkungan.
"Ada beberapa anak saya ajak bareng-bareng, karena masa depan hutan, masa depan keaneka ragaman hayati sangat bergantung pada mereka. Sambil berbisik saya ingatkan jangan ditembak, jangan diketapel. Mengajak anak-anak kita dari usia dini untuk perduli tentang keanekaragaman hayati kita dan hutan kita akan menjadi lestari," pungkas Antoni yang melepasliarkan ratusan burung di Gunung Halimun Salak.