Negara paling banyak menipu turis kini menjadi perhatian setelah sebuah studi dari Go.Compare mengungkap daftar destinasi wisata dengan jumlah korban penipuan tertinggi. Dari hasil analisis data ONS dan survei internasional, Spanyol dan Prancis menjadi dua negara teratas di mana wisatawan paling sering menjadi target penipuan.
Dikutip Dailymail, Selasa (18/7/2025), dalam lima tahun terakhir, Spanyol mencatat lebih dari 1 juta kasus penipuan terhadap wisatawan, menjadikannya negara dengan jumlah korban tertinggi. Pada 2024, Spanyol menarik 94 juta wisatawan internasional, rekor tertinggi dalam sejarah pariwisatanya.
Namun, statistik menunjukkan bahwa satu dari setiap 61 turis mengalami penipuan, mulai dari taksi yang mengenakan tarif berlebihan hingga tiket palsu tempat wisata. Hal ini tentu sangat memprihatinkan mengingat Spanyol merupakan destinasi wisata yang menarik bagi wisatawan mancanegara.
Di posisi kedua, Prancis mencatat sekitar 212.000 kasus penipuan terhadap turis dalam lima tahun terakhir. Diikuti oleh Amerika Serikat dengan 153.000 korban, serta Turki dan Yunani yang juga memiliki angka penipuan wisatawan yang cukup tinggi.
Di Prancis, salah satu modus penipuan wisatawan yang paling sering dilakukan adalah pembelia tiket masuk palsu ke museum dan tempat wisata populer dari sebush situs web. Salah satu kasus yang sering terjadi adalah penjualan tiket "fast-track" seharga 60 euro untuk Katedral Notre Dame de Paris, padahal masuk ke katedral ini sebenarnya gratis.
Rhys Jones, pakar perjalanan dari Go.Compare, menjelaskan bahwa negara paling banyak menipu turis biasanya memiliki destinasi wisata populer yang menarik banyak pengunjung asing.
“Wisatawan sering menjadi target karena mereka tidak familiar dengan lingkungan sekitar dan mudah lengah,” ujarnya.
Berikut daftar 10 negara dengan jumlah penipuan turis terbanyak menurut studi Go.Compare:
- Spanyol
- Prancis
- Amerika Serikat
- Turki
- Yunani
- Italia
- Jerman
- Portugal
- Belanda
- Siprus
Dengan semakin maraknya kasus penipuan di berbagai destinasi wisata, wisatawan diharapkan lebih waspada dan selalu memverifikasi informasi sebelum melakukan transaksi. Meskipun negara paling banyak menipu turis ini tetap menjadi destinasi favorit, kehati-hatian bisa membantu pelancong menikmati perjalanan tanpa menjadi korban penipuan.
.webp)
