Perusahaan-perusahaan di Jepang telah sepakat untuk menaikkan upah rata-rata lebih dari 5% pada tahun ini, mencatatkan kenaikan terbesar dalam lebih dari tiga dekade. Langkah perusahaan Jepang ini membawa kelegaan bagi banyak pekerja, meskipun masih belum pasti apakah peningkatan ini akan memicu lonjakan signifikan dalam belanja konsumen.
Seiring berakhirnya negosiasi perburuhan tahunan, sejumlah perusahaan Jepang mengumumkan bahwa mereka telah memenuhi tuntutan serikat pekerja sepenuhnya. Beberapa perusahaan Jepang, seperti konglomerat elektronik Hitachi, bahkan menawarkan kenaikan gaji yang memecahkan rekor.
Namun, belum semua sektor terlibat, dan masih perlu dilihat bagaimana dampaknya bagi pekerja di perusahaan-perusahaan kecil.Kenaikan gaji yang signifikan ini dianggap sebagai langkah krusial untuk mengimbangi lonjakan biaya hidup akibat inflasi. Banyak perusahaan Jepang yang terdorong oleh rekor laba akibat melemahnya yen juga ingin mempertahankan tenaga kerja mereka di tengah krisis tenaga kerja yang semakin meningkat.
Secara lebih luas, para pembuat kebijakan telah lama mendorong perusahaan Jepang untuk menaikkan gaji agar masyarakat bisa keluar dari pola pikir deflasi yang telah berlangsung selama puluhan tahun, yang membuat mereka cenderung enggan berbelanja secara percaya diri.
Menurut data awal dari Rengo, serikat pekerja dengan 7 juta anggota, kenaikan upah rata-rata tahun ini mencapai 5,46% yang menandai kenaikan terbesar dalam 34 tahun. Angka ini lebih tinggi dibandingkan tahun lalu yang tercatat 5,28% sebelum direvisi turun menjadi 5,1%. Revisi akhir biasanya lebih rendah karena perjanjian dengan perusahaan-perusahaan kecil baru diperhitungkan kemudian.
Meskipun kenaikan upah ini terlihat substansial, para ekonom tetap skeptis mengenai dampaknya terhadap peningkatan belanja konsumen. Inflasi konsumen utama, termasuk harga makanan segar, telah mencapai 4%pada Januari yang merupakan level tertinggi dalam dua tahun.
Nana Nagayama, 51 tahun, yang sedang berkunjung ke Tokyo dari Hokkaido untuk menghadiri wisuda putrinya, mengatakan suaminya belum mengharapkan kenaikan gaji yang besar dan memperkirakan pengeluaran tetap harus dikendalikan.
“Sebagai contoh, dalam perjalanan kali ini, suami saya tidak ikut demi menghemat pengeluaran,” ujarnya.
Sementara itu Perdana Menteri Shigeru Ishiba minggu ini memerintahkan pihak berwenang untuk mencari solusi guna meningkatkan gaji pengemudi truk. Ia juga menyatakan bahwa pemerintah sedang mempertimbangkan kebijakan yang memungkinkan perusahaan kecil menaikkan harga layanan mereka agar dapat membayar pekerja dengan lebih baik.
Serikat pekerja anggota Rengo menargetkan kenaikan upah rata-rata sebesar 6,09% pada tahun 2025, naik dari 5,85% pada 2024. Ini adalah pertama kalinya dalam 32 tahun mereka menuntut kenaikan lebih dari 6 persen.
Pada tahun ini, Rengo berfokus pada upaya menaikkan gaji pekerja di perusahaan kecil.
"Kenaikan gaji rata-rata di perusahaan kecil mencapai titik tertinggi dalam 33 tahun, tetapi masih ada kesenjangan besar dengan perusahaan besar. Karena negosiasi gaji di perusahaan kecil masih berlangsung hingga April dan Mei, kami akan terus mendukung mereka," kata Presiden Rengo, Tomoko Yoshino, dalam konferensi pers terkait kenaikan upah perusahaan Jepang.